REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) menggelar customer gathering di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (6/12) lalu. Kegiatan ini dalam rangka kampanye gerakan #AyoHijrah dan memperluas jaringan bisnis di kota ini.
Bank Muamalat juga menandatangani MoU dengan RS Roemani Muhammadiyah Semarang terkait pengelolaan keuangan dan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengenai solusi masjid Muamalat. Chief Executive Officer (CEO) Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan, Semarang punya posisi yang strategis karena merupakan penghubung bagi daerah berbasis Islam yang ada di sekitarnya. Ditambah lagi, Semarang punya potensi besar dalam hal penghimpunan dana.
"Semarang merupakan hub untuk kota-kota santri seperti Pati, Rembang, Jepara, dan Kudus. Kami juga melihat prospek bisnis yang besar dari bisnis haji dan umrah di daerah pesisir utara Pulau Jawa dengan Semarang sebagai pusatnya," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (8/12).
Jawa Tengah menduduki peringkat ketiga sebagai daerah dengan kuota haji reguler 2018 sebanyak 30.225 orang. Pada tahun ini, kuota haji Republik Indonesia ditetapkan sebanyak 221 ribu orang, terdiri atas kuota haji reguler sebanyak 204 ribu orang dan kuota haji khusus 17 ribu orang.
Terkait dengan upaya untuk memakmurkan masjid, bulan Oktober lalu, Bank Muamalat menggelar pelatihan manajemen masjid yang melibatkan 334 masjid di Semarang. Bank Muamalat juga memfasilitasi keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan bagi marbot masjid dengan membayarkan preminya selama satu tahun penuh.
Bersamaan dengan pelatihan ini, Bank Muamalat juga menginisiasi pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) guna memberikan payung hukum kepada masjid dalam pengumpulan zakat. Program ini telah mendapatkan penghargaan sebagai The Best Indonesia’s Corporate Social Inisiative Award 2018 kategori Social Marketing & CRM dari Majalah MIX Marcomm bulan Agustus 2018 lalu.