Jumat 07 Dec 2018 08:48 WIB

Petani Banyuasin Antusias Terima Bantuan Escavator Kementan

Kementan telah kirim 20 escavator untuk optimasi lahan di Banyuasin

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke warga Desa Telang Rejo, Kecamatan Telang Rejo, Kabupaten Banyuasin
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke warga Desa Telang Rejo, Kecamatan Telang Rejo, Kabupaten Banyuasin

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Warga Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan antusias menyambut kedatangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Puluhan sepeda motor aparat desa maupun warga petani, beriringan membawa Menteri Pertanian dan rombongan ke lokasi optimasi lahan sawah pasang surut.

Setiba di lokasi, Amran melihat pekerjaan optimasi lahan yang baru saja menggali aliran irigasi. Saluran ini dibuat untuk mengontrol kebutuhan air di lahan, yang kelebihan air saat pasang dan kekurangan air saat surut.

"Saya sudah melihat potensi di sini. Kita nggak banyak pidato, jangan banyak diskusi, langsung kerja. Begitu escavator sampai, langsung kerja. Kalau hasilnya bagus dan cepat, kita kirim lagi,” kata Amran dihadapan warga, Kepala Desa Telang Rejo, camat Muara Talang, Bupati Banyuasin, Gubernur Sumsel, dan pejabat lainnya serta para pemangku kepentingan.

Amran menjelaskan, Kementan sudah mengirim sebanyak 20 escavator dari Jakarta, untuk mengerjakan optimasi lahan di Desa Telang Rejo. Escavator senilai Rp 3 miliar per unit itu, diperkirakan akan tiba dalam dua pekan ke depan.

"Ini akan besar-besaran, kita akan buat pertanian modern di sini. Tolong masyarakat kami titip alat ini, karena Banyuasin menjadi prioritas se-Indonesia. Ada dua selatan yg jadi prioritas, Kalsel dan Sumsel,” kata Amran.

Amran menugaskan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto, untuk mengawasi proyek percontohan seluas 200 ribu hektaer di Kabupaten Banyuasin. "Saya akan menginap di rumah Kepala Desa. Tolong Kepala Dinas Pertanian Prov. Sumsel juga turun ke lapangan, saya saja menginap. Kita mau ini berhasil. Harus berhasil,” ujar Gatot.

Amran sendiri sudah beberapa kali datang ke Kab. Banyuasin. Di antaranya untuk menghadiri panen raya, dan kini untuk mengawal proyek optimasi lahan persawahan di rawa pasang surut.

"Kami sudah tiga kali datang ke sini. Ternyata enak naik motor daripada naik heli,” katanya yang disambut riuh tepuk tangan warga.

Warga Menanti Optimasi Lahan

Petani transmigran asal Jawa Tengah Maryono mengatakan, memiliki 4,5 hektare lahan sawah di lokasi yang terpisah-pisah. Salah satu lokasi berada di area optimasi lahan yang tengah digarap Kementan bekerja sama dengan Pemprov Sumsel dan warga petani.

Bersama beberapa petani ia sudah melakukan ujicoba panen 3 kali setahun. Dua kali padi, sekali jagung. Namun hasil panennya belum maksimal.

"Mudah-mudahkan dengan pengaturan irigasi yang lebih baik, hasilnya lebih baik lagi", ujarnya penuh harap.

Sementara Sumarno, petani lainnya mengaku lahannya tidak termasuk dalam area percontohan optimasi. Menurutnya petani di Desa Telang Rejo berharap pengaturan irigasi dan pertanian modern juga akan dilakukan di semua lahan.

"Ini kan percontohan. Katanya kalau berhasil kan dibuat di semua lahan. Semua petani berharap begitu. Cita-citanya kan Banyuasin jadi salah satu lumbung pangan,” kata transmigran asal Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah ini.

Setahun Fasilitas Pemerintah Pusat

Untuk tahap awal, proyek optimasi lahan rawa pasang surut dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) akan difasilitasi pemerintah pusat. Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto menyampaikan, dukungan diberikan untuk tahun pertama.

Setelah itu bertahap dikelola secara mandiri melalui mekanisme usaha bersama kelompok petani dan gabungan kelompok petani (Poktan & Gapoktan). Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi.

"Pengembangan usaha bersama Poktan/gapoktan dengan skala 5 ribu hektar ini, adalah cikal bakal menjadi PT sehingga dikelola secara profesional,” ujar Gatot.

Fasilitas yang diberikan di antaranya berupa escavator besar dan kecil, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.

"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk Alsintan dan alat berat, operator, dan narik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator,” tegas Gatot.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan, menerima program Serasi sebagai program yang akan segera menjadi solusi untuk menekan angka kemiskinan di Provinsi yang dipimpinnya. Menurut data BPS Prov. Sumsel, angka kemiskinan di Sumsel saat ini 13,10%. Sementara angka kemiskinan nasional hanya satu digit.

"Hari ini kita mendapatkan berkah luar biasa. Tapi ini menjadi sia-sia kalau tidak ada komitmen. Komitmen menjadi sia-sia kalau tidak ada ahli yang mengawal,” tutur Herman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement