Jumat 07 Dec 2018 06:00 WIB

Pemerintah Diminta Fokus pada Produktivitas Lahan

Cara ini dapat memacu hasil produktivitas lebih tinggi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Muhammad Hafil
Irigasi pertanian, ilustrasi
Irigasi pertanian, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Arief Nugraha menilai, pemerintah perlu fokus pada peningkatan produktivitas lahan untuk mengatasi alih fungsi yang sudah banyak terjadi. Apabila dibiarkan, kondisi ini semakin menyulitkan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.

Arief mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Pertama, pemerintah harus memperhatikan ketersediaan akses irigasi sebagai sumber pengairan dari lahan-lahan pertanian. "Lahan yang memiliki akses irigasi, biasanya akan cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/12).

Berikutnya, penggunaan pupuk yang tepat. Cara ini dapat memacu hasil produktivitas lebih tinggi karena pupuk memberikan nutrisi tambahan terhadap tanah dan tanaman yang ditanam. Arief menjelaskan, agar hasil maksimal, perlu menggunakan pupuk berkualitas tinggi dan penggunaan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan dari tanah.

Apabila penggunaan pupuk terlalu banyak, maka akan berdampak pada penurunan kualitas lahan tersebut dan berdampak pada produktivitas kedepannya. Sebab, kandungan kimia di dalam tanah menjadi terlalu banyak. Oleh karena itu, Arief menjelaskan, kini sedang digencarkan penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah.

Poin selanjutnya, penggunaan pestisida. Menurut Arief, penggunaan pestisida dengan dosis yang tepat dapat membantu menjaga hasil panen dari serangan hama.  Jika penggunaan pestisida terlalu banyak, akan membuat hama pertanian semakin kebal terhadap pestisida kedepannya.

Keempat, penggunaan benih varietas unggulan sehingga mampu menghasilkan meningkatkan produksi. Benih kualitas tinggi akan menghasilkan produktivitas tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih biasa.

Arief mengatakan, target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah semakin sulit untuk dicapai karena luas lahan pertanian yang tidak memadai. "Hal ini dibuktikan dari data Bank Dunia pada 2017 yang menyebutkan hanya 31,5 persen atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian," ujarnya.

Kondisi tersebut kontras dengan negara lain. Thailand memiliki lahan pertanian seluas 221.000 kilometer persegi atau 43,3 persen dari total lahannya. Sementara itu Australia menggunakan 52,9 persen lahannya untuk pertanian atau seluas 4 juta kilometer persegi.

Negara dengan penduduk terbanyak di dunia yaitu China memiliki lahan pertanian seluas 5 juta kilometer persegi atau 54,8 persen dari total luas lahannya. Perbandingan rasio penduduk dengan lahan di Indonesia adalah 1 orang : 0,22 hektare, Thailand 1 : 0,32 hektare, Australia 1 : 16,67 hektare dan Cina 1 : 0,35 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement