Kamis 06 Dec 2018 23:30 WIB

Pengamat: Meski KPR Naik, Masyarakat tetap Mencari Rumah

Segmen rumah Rp 300 juta hingga Rp 500 juta tak telalu terpengaruh kenaikan KPR

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung melihat produk properti yang ditawarkan dalam ajang Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (3/2).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat produk properti yang ditawarkan dalam ajang Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat properti Ali Tranghanda memprediksi suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan mengalami kenaikan pada 2019. Meski demikian, hal itu disinyalir bukan jadi penghalang bagi masyarakat untuk menjadi debitur.

"Benar (ada kenaikan), tapi kalau dilihat dari trennya, malah segmen Rp 300 juta hingga Rp 500 juta memperlihatkan kenaikan meski tren bunga naik," kata dia pada Republika, Kamis (6/12).

Baca Juga

Ali menambahkan Non Performing Lending perbankan pun masih relatif rendah dari segmen diatasnya. Hal ini, karena sebenarnya kebutuhan di segmen ini cukup besar.

Selain itu, bank memiliki dan menerapkan produk KPR yang beragam. Sehingga masyarakat bisa menyesuaikan dengan daya beli dan kebutuhan mereka. Ali memperkirakan acuan bunga KPR akan naik ke 9 persen hingga 10 persen.

"Namun banyak bank yang menggunakan bunga fixed 2-3 tahun sekitar 7-8 persen untuk menjaga daya beli masyarakat," kata dia.

Secara umum, bisnis properti diprediksi agak melambat pada 2019 tapi relatif masih aman. Segmen atas masih akan terganggu tahun politik, tapi untuk segmen Rp 300 juta sampai Rp 500 juta masih besar pasarnya dan relatif tidak terpengaruh iklim politik.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement