Kamis 06 Dec 2018 14:24 WIB

AKR Turunkan Harga BBM Nonsubsidi

AKR akan terus meninjau harga BBM nonsubsidi secara berkala

Harga bahan bakar minyak. (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga bahan bakar minyak. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK --  Head of Petroleum Retail PT AKR Corporindo Muliady Jahja menyebutkan pihaknya sudah menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi jenis Akra 92 sebesar Rp 100 per liter. Penurunan tersebut seiring penurunan harga minyak dunia.

"Mulai 1 Desember 2018, kita sudah lakukan penyesuaian harga untuk produk nonsubsidi jenis Akra 92," ujarnya di Pontianak, Kamis (6/12).

Ia menjelaskan dengan penurunan Rp 100 per liter, maka harga BBM Akra 92 saat ini menjadi Rp 9.700 per liter dari sebelumnya Rp 9.800 per liter. "Harga minyak dunia meski cendrung turun namun itu juga fluktuasi sebenarnya. Kita prediksikan harga minyak dunia bisa juga naik," papar dia.

Muliady mengatakan pihaknya akan terus meninjau harga BBM secara berkala. Naik dan turunnya harga yang dijual akan mengikuti harga pasar yang ada tersebut.

"Harga BBM kita dibandingkan sejenis dengan produk lainnya saat ini jauh lebih kompetitif. Naik dan turun harga akan kita tinjau secara berkala," jelas dia.

Terkait penambaahan stasiun BBM AKR di Kalbar, menurutnya, terlebih dahulu akan melihat lokasi dan potensi yang ada. "Kalbar tentu sangat berpotensi terutama untuk kalangan pelanggan industri yang saat ini masih mendominasi. Lokasi yang strategis diutamakan agar nilai keekonomian bisa masuk," jelas dia.

Sementara itu, Sekretaris BPH Migas Mohammad Hidayat mengatakan rasio antara luas wilayah dengan jumlah stasiun pengisian bahan bakar masih sangat rendah. "Kalbar yang memiliki luas 1,5 kali dari Pulau Jawa sangat sedikit dalam hal memiliki stasiun bahan bakar. Saat ini di Kalbar baru memiliki 206 stasiun saja. Artinya rata-rata setiap 700 kilometer persegi hanya memiliki satu stasiun saja," katanya.

Dengan kondisi yang ada, menurutnya, tentu menjadi perhatian pemerintah. Satu di antara terobosan yang dilakukan pemerintah sejak 2017 hingga 2019 nanti adalah dengan hadirnya lembaga penyalur BBM satu harga.

"Target lembaga penyalur BBM satu harga nanti 160 dan saat ini sudah teralisasi mencapai 106.  Hadirnya lembaga tersebut juga memberikan kemudahan dan keadilan energi bagi masyarakat Indonesia terutama di daerah tertinggal, terpencil dan terluar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement