REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kementerian Pertanian meluncurkan proyek percontohan pengelolaan sawah rawa lebak oleh Perusahaan Terbatas (PT) Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Pengelolaan lahan sawah melalui PT ini guna memberdayakan perekonomian petani.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Gatot Irianto dalam paparan di Palembang, Kamis (6/12), yang juga dihadiri Mentan Amran Sulaiman, mengatakan, model ini akan dilakukan pada ribuan hektare lahan rawa lebak yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia. "Tadinya kami akan mulai pada 2019, tapi karena ada anggaran lebih maka sudah dicobakan di Sumsel, lalu ke Kalsel dan Sulsel," kata dia.
Ia menjelaskan, dalam pengembangan pemerintah akan mempercayakan pengelolaan rawa seluas 5.000 hektare ke satu manajemen yakni nantinya menjadi PT.
Pada tahun pertama, pemerintah akan memberikan bantuan berupa infrastruktur, sarana pertanian, dan alsintan ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Nantinya, ini menjadi modal untuk mendirikan PT yang sahamnya dimiliki Gapoktan.
"Nah untuk pengeloannya, pemerintah akan melakukan seleksi. Saat ini sudah ada yang berminat seperti sejumlah mantan pejabat dan lainnya. Tidak masalah, asalkan memang mau membangun PT untuk menyejahterakan petani, sebab selama ini petani hanya sebatas menjual beras ke pasar," paparnya.
Model pengembangan ini murni melibatkan swasta sebagai pengelola. Pemerintah sengaja tidak menggunakan BUMN agar sektor swasta juga bedayaguna.
Berdasarkan data dari Pusdata Daerah Rawa dan Pasang Surut, Indonesia memiliki potensi lahan rawa seluas 33,4 juta hektare (ha) yang terdiri atas lahan pasang surut 20,1 juta hektare dan rawa lebak 13,3 juta hektare.
Dari jumlah tersebut, diperkirakan seluas 9,3 juta hektare sesuai untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian. Pilot proyek ini pertama kali diekspos ke publik di Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan seluas 4.000 Ha.
Optimasi lahan rawa dilaksanakan melalui tata kelola air dan lahan, seperti kegiatan rehabilitasi dan atau penyempurnaan infrastruktur pintu air irigasi, penguatan pematang, tanggul, drainase, tabat, surjan dan lainnya. Penerapan teknologi budidaya tanaman ini disesuaikan dengan tipologi lahan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak ingin pengelolaan lahan rawa biasa-biasa saja. Karena itu, dalam pengelolaannya proyek optimalisasi lahan rawa ini akan membangun koperasi yang terkorporasi, sehingga lebih profesional. Nantinya bisnis model korporasi berbasis usaha tani padi ini terdiri dari direktur utama, manajer, supervisor dan staf.