Selasa 04 Dec 2018 11:22 WIB

Lion Air Berencana Batalkan Pemesanan Pesawat Boeing

Lion Air masih menanti pesanan 190 pesawat Boeing.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Lion Air Boeing 737 MAX 8.
Foto: Boeing
Lion Air Boeing 737 MAX 8.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air sedang mengkaji ulang rencana pembelian pesawat Boeing. Perusahaan itu bahkan tidak mengesampingkan rencana pembatalan pemesanan Boeing setelah terjadi perselisihan antara Lion dan Boeing akibat kecelakaan pesawat Boeing 737 yang menewaskan 189 orang pada akhir Oktober lalu.

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana diketahui marah atas upaya Boeing yang berusaha mengalihkan perhatian publik dengan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan itu. Padahal, Boeing diketahui melakukan beberapa perubahan pada desain pesawat.

Menurut salah seorang narasumber, akibat ketegangan itu, Rusdi Kirana mempertimbangkan untuk membatalkan pemesanan yang tersisa dari pengiriman berikutnya. Sumber lain mengatakan pihaknya kemungkinan akan melakukan pembatalan pemesanan.

"Rusdi Kirana memerintahkan peninjauan kembali sebagai tanggapan atas pernyataan Boeing yang memusatkan perhatian pada uji coba dan pemeliharaan," kata narasumber tersebut.

Saat ini belum ada keputusan akhir yang ditetapkan. Lion Air menolak berkomentar.

Lion Air sedang menanti pengiriman 190 jet Boeing senilai 22 miliar dolar AS. Lion Air merupakan salah satu pelanggan terbesar perusahaan Ameria Serikat itu.

Rencana pembatalan pemesanan ini akan memberikan tekanan pada Boeing dan  memicu negosiasi alot. Namun, beberapa sumber mengatakan maskapai jarang melakukan pembatalan sepihak.

"Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini, dan bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami juga memberi dukungan kepada Lion dalam menghadapi masa sulit ini," ujar juru bicara Boeing.

Boeing merilis pernyataannya setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)  pada pekan lalu mengeluarkan laporan awalnya terkait kecelakaan pesawat Lion Air pada 29 Oktober lalu. KNKT menyinggung soal pemeliharaan pesawat sebelum kecelakaan itu terjadi.

Itu bukan pertama kalinya sebuah maskapai penerbangan berseteru dengan pemasoknya setelah terjadi kecelakaan. Air Asia juga sempat bentrok dengan Airbus setelah pesawat A320 hilang pada 2014. Meskipun masih terus melakukan pemesanan, tetapi hubungan kedua perusahaan itu tidak pernah sepenuhnya pulih. Air Asia akhirnya juga melakukan pembelian 787 dari Boeing.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement