REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- BPTP Balitbangtan Papua menggelar Bimbingan Teknik (Bimtek) Budidaya Padi Organik kepada petani di Kampung Helalua, Distrik Asolokoba, Wamena, di pekan terakhir November 2018. Bimtek sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam meningkatkan produksi pertanian organik utamanya tanaman padi. Materi bimtek yang diaplikasikan adalah Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
Acara ini dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Papua, Thamrin, Kabid Tanaman Pangan dan Kasie. Produksi Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya, Kepala Kampung Helalua, Kelompok Tani serta petani di sekitar lokasi bimtek.
Kepala BPTP Balitbangtan Papua Muhammad Thamrin menjelaskan pentingnya budidaya padi yang dilakukan secara organik.
“Bahan-bahan tersedia di lingkungan sekitar, mudah dibuat dan murah. Budidaya organik menghasilkan padi dengan kualitas yang baik untuk kesehatan dan harga yang bersaing. BPTP Balitbangtan Papua sebagai instansi pemerintah pusat siap membantu petani dengan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produksi padi organik di Kab. Jayawijaya,” kata Thamrin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Sebagaimana diketahui, wilayah Papua potensial untuk pengembangan pertanian organik yakni wilayah dataran tinggi di Kabupaten Jayawijaya. Hal ini terkait dengan kebudayaan masyarakat sekitar yang tidak menerapkan penggunaan pupuk anorganik ataupun pupuk sintesis dan adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat melalui Peraturan Daerah. Selain itu di Kabupaten Jayawijaya harga pupuk anorganik yang relatif lebih mahal dibandingkan di luar Papua juga terbatas jumlahnya menjadikan pertanian organik menjadi pilihan dalam budidaya masyarakat setempat.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
POC dibuat dengan cara mencacah batang pisang, kemudian dicampur dengan dedak, jerami padi, kotoran ayam dan selanjutnya ditambahkan air sampai memenuhi tong 50 Liter. Selanjutnya pada wadah lain, dipersiapkan EM4 sebagai sumber mikroba pengurai ditambah air dan gula. Selanjutnya, seluruh larutan dicampur menjadi satu. Tahap selanjutnya, larutan tersebut di fermentasi selama beberapa waktu. Wadah ditutup rapat untuk menciptakan kondisi anaerob. Pada bagian tutup wadah, dibuat lubang kecil yang dihubungkan selang untuk membiarkan gas yang terbentuk selama fermentasi keluar.
Beberapa hasil penelitian membuktikan hasil produksi berbagai macam tanaman sayuran di Papua produktivitasnya hampir sama antara pemakaian pupuk organik dengan pemakaian pupuk anorganik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasim, dkk (2004) produksi cabe, tomat, caseim dan kubis dengan pemakaian pupuk organik (bokashi) berturut-turut 5,1 ton/ha, 12,7 ton/ha, 9,6 ton/ha dan 19,8 ton/ha. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya lahan di Papua masih produktif walaupun tanpa menggunakan pupuk anorganik. (Odha - BPTP )