Jumat 30 Nov 2018 13:17 WIB

JK: Perang Dagang Membuat Ekonomi Dunia Melambat

Perang dagang membuat harga-harga komoditas dunia menurun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Jusuf Kalla
Foto: AP/Olivier Matthys
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, misi Indonesia pada pertemuan G20 yakni untuk membuat perdagangan dunia menjadi lebih baik di tengah ketegangan perang dagang. Adapun akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina, saat ini roda perekonomian dunia makin melambat.

Pertemuan tingkat tinggi G20 yang saat ini sedang dihelat di Buenos Aires, Argentina, akan fokus untuk menemukan solusi masalah ekonomi tersebut. Pertemuan tingkat tinggi ini diharapkan mampu menuangkan solusi atas penurunan performa ekonomi dunia tersebut melalui iklim perdagangan dunia yang lebih baik. 

“Yang perlu dipahami bersama adalah kunci dari permasalahan ekonomi saat ini adalah bagaimana mencari jalan keluar dari perang dagang antara dua raksasa ekonomi yakni AS dan Cina. Diakui, perang dagang keduanya menyebabkan ekonomi dunia melambat termasuk di Indonesia,” ujar Jusuf Kalla dalam siaran pers, Jumat (30/11).

Jusuf Kalla mengatakan, perang dagang membuat harga-harga komoditas dunia menurun. Karena permintaan barang-barang produksi juga menurun khususnya di Cina yang menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Oleh karena itu, Jusuf Kalla menegaskan, jika tidak segera dicarikan solusi maka akan ada korban dari negara lain yang sebenarnya tidak ikut campur dalam perang dagang ini. Negara-negara lain yang selama ini bekerjasama dengan dua negara adidaya tersebut juga terkena efek negatif dari melemahnya perekonomian dunia. 

Di sisi lain, Jusuf Kalla melihat ada angin perubahan positif menuju perekonomian dunia yang lebih baik. Pertama, adalah kegagalan pencapaian kesepakatan di pertemuan APEC 2018 di Papua New Guinea memberikan pesan kewaspadaan pada semua negara khususnya anggota G20.

Bahwa, di pertemuan kali ini, kesepakatan harus diraih bersama untuk ekonomi yang lebih baik. Kedua, Amerika Serikat mulai menunjukkan sikap dan kemauannya untuk bekerjasama dengan negara lain.

Belum lama ini, pemerintah Amerika Serikat mulai membangun komunikasi kembali dengan Kanada dan Meksiko terkait potensi dijalankannya kembali perjanjian dagang antara negara-negara di Amerika Utara atau NAFTA. 

“Ini step by step (perubahan ke arah lebih baiknya). Karena Amerika sendiri yang mula mula membubarkan NAFTA, sekarang Amerika, Meksiko dengan Kanada kemudian mulai membangun komunikasi kembali. Kita harapkan juga hubungannya dengan Cina tahap demi tahap akan membaik,” kata Jusuf Kalla. 

Pertemuan tingkat tinggi G20 akan berlangsung selama dua hari yakni pada 30 November 2018 - 1 Desember 2018. Pertemuan akan dimulai dengan kedatangan pemimpin negara, foto bersama, rapat-rapat pleno dan juga pertunjukan budaya dan makan malam bersama segenap pemimpin negara G20. 

Organisasi G20 adalah kelompok ekonomi 20 terbesar di dunia. Saat ini, 20 negara tersebut menguasai 60 persen kue ekonomi dan perdagangan dunia.

Tajuk pertemuan tahun ini adalah Membangun Kesepakan untuk Pembangunan yang Adil dan Berkelanjutan. JK akan memimpin deelgasi Indonesia pada sejumlah rapat pleno.

Salah satu agenda utama Indonesia yang akan digawangi langsung Jusuf Kalla adalah posisi Indonesia terhadap perang dagang dunia khususnya antara Amerika dan Cina yang sedang terjadi. Pembahasan lainnya akan menyinggung soal penguatan daya tawar dan posisi Indonesia di G20, kemungkinan Indonesia menjadi penengah di perdebatan perang dagang ini, dan potensi investasi global di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement