Kamis 29 Nov 2018 11:13 WIB

Kementan: Terobosan Kebijakan Hasilkan Capaian Penting

Capaian paling terlihat adalah data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi

Red: EH Ismail
Kepala Badan Penyuluhan dan Peningkatan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono
Kepala Badan Penyuluhan dan Peningkatan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Penyuluhan dan Peningkatan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono menjelaskan capaian kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal itu dikatakan Momon mewakili Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menjadi pembicara di hadapan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Selasa (27/11).

Menurut Momon, capaian paling terlihat adalah data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi. "Inflasi bahan pangan 2017 hanya sebesar 1,26 persen, jauh lebih rendah dibandingkan inflasi bahan makanan 2013 sebesar 11,35 persen. Inflasi ini bahkan di bawah inflasi umum yang masih sebesar 3,61 persen," kata Momon.

Angka lain yang cukup membanggakan adalah meningkatnya ekspor dan investasi bidang pertanian. Data BPS menunjukkan ekspor pertanian 2017 sebesar Rp 441 triliun naik 24,47 persen dibandingkan 2016 sebesar Rp 387 triliun, sementara data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi di sektor pertanian 2017 sebesar Rp 45,9 triliun naik rerata 14 persen pertahun dibandingkan 2013 sebesar Rp 29,3 triliun. Sejumlah deregulasi dan perbaikkan layanan turut mendorong perkembangan ini.

Momon menegaskan, capaian tidak datang begitu saja. Sejumlah terobosan telah dilakukan untuk peningkatan produksi pertanian, kesejahteraan petani, hingga kemandirian pangan. Terobosan itu juga diproyeksikan lebih jauh untuk mencapai visi lumbung pangan dunia 2045.

Terobosan Bidang Pertanian

Momon menekankan 10 terobosan yang berhasil dilakukan Kementan, yakni mekanisasi pertanian, infrastruktur, asuransi, benih unggul, tumpang sari, pemanfaatan rawa untuk lahan pertanian, kemudahan perizinan hingga inseminasi buatan untuk sapi.

Modernisasi pertanian melalui pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) dari berbagai jenis telah dibagian 423.197 unit, jumlah ini naik 1.526 persen dari jumlah di 2014. "Alsintan terus dikejar sehingga produksi pertanian bisa maksimal dan efisien diseluruh Indonesia," kata Momon.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia juga memberikan program asuransi pertanian. Program ini memastikan agar petanintidak ragu dalam memproduksi. Total lahan padi yang diasuransikan sudah mencapai 2,73 juta hektare, begitu juga ternak sapi yang mencapai 232.176 ekor.

Terkait infrastruktur, Kementan telah membuat embung, longstorage dan parit sebanyak 23.175 unit. Rehabilitasi jaringan irigasi tersier juga meningkat 331 persen mencakup luas 3,58 juta hektare.

Momon menambahkan, modernisasi pertanian juga dilakukan dengan membagikan benih unggul untuk luas tujuh juta hektare agar produktivitas dan kualitas pertanian terjaga. Kementan mendorong keterbatasan lahan dengan sistem tumpang sari berbagai komoditas, salah satunta adalah integrasi jagung sawit seluas 233 ribu hektare.

Momon menyatakan, keterbatasan lahan dilakukan dengan cara intensifikasi lahan pertanian, melalui luas tambah tanam (LTT) dan peningkatan indeks pertanaman yang saat ini sudah mencapai rata-rata 1,75. "Perluasan lahan pertanian juga diipayakan dengan optimalisasi lahan rawa. Saat ini, lahan rawa yang berhasil dibuka sudah dimulai dengan 7.528 hektare. Masih ada 10 juta hektare potensi untuk dikembangkan ke depan," kata Momon.

Untuk meningkatkan produktivitas peternakan khususnya populasi sapi, Kementan melaksanakan program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) dengan memberikan inseminasi buatan geratis kepada peternakan rakyat. Dalam kurun sekitar dua tahun pelaksanaan program ini telah berhasil menambah populasi sapi sebanyak 2,7 juta ekor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement