Rabu 28 Nov 2018 20:40 WIB

Industri Masih Terpecah Sebabkan Pertumbuhan Syariah Lambat

Perlu dilakukan pengembangan keuangan Islam dengan mempertimbangkan khalayak global.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Ekonomi Syariah
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Ekonomi Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, BAHRAIN -- Pertumbuhan keuangan Islam atau keuangan syariah sangat lambat karena industri ini masih terpecah di 60 negara di seluruh dunia. Gubernur Bank Sentral Bahrain menyerukan perlunya mengembangkan industri keuangan Islam dengan mempertimbangkan khalayak global. 

Hal itu disampaikan para bankir dan ahli dalam Konferensi Perbankan Dunia Islam 2018 di Bahrain pada hari Selasa (27/11). Gubernur Bank Sentral Bahrain, Rasheed M Al Maraj mengatakan, keuangan Islam bukan lagi industri baru lahir. Tahun depan akan menjadi peringatan ke-40 pendirian bank Islam pertama di Bahrain. Keuangan Islam telah mencapai ukuran, skala, pangsa pasar dan perhatian pelanggan di banyak pasar di seluruh dunia termasuk Bahrain. 

"Namun sukses selalu merupakan fungsi dari apa yang telah Anda capai dibandingkan dengan harapan Anda. Saya harus mengakui bahwa harapan saya dari industri keuangan syariah belum terpenuhi sepenuhnya. Kemajuannya tetap sangat lambat, yang menurut saya seharusnya menjadi satu-satunya indikator paling penting dari kesuksesan nyata," kata Rasheed dilansir Khaleej Times, Rabu (28/11).

Dia mengatakan keuangan Islam telah mengikuti pola pertumbuhan yang terpecah sejak awal dengan berbagai negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara memimpin. Al Maraj mengatakan, model spesifik negara ini telah mencapai keberhasilan wajar yang diukur dengan pangsa keuangan Islam di pasar masing-masing. 

"Jika perkembangan dalam industri keuangan konvensional merupakan indikator, masuk akal untuk mengharapkan kerjasama regional dan global dapat membuka pintu baru untuk sektor keuangan Islam," kata Al Maraj sambil memberikan pidato utama pada pembukaan konferensi.

Lebih dari 1.300 orang dari 50 negara akan menghadiri Konferensi Perbankan Dunia Islam ke-25 selama 3 hari. Dia meminta kepemimpinan lembaga keuangan Islam untuk menunjukkan kompetensi profesional dan integritas yang luar biasa untuk meyakinkan para pemangku kepentingan mereka bahwa mereka layak untuk memimpin industri ke tingkat pertumbuhan berikutnya. 

"Saya hanya bisa berharap bahwa kita memiliki keberanian dan kejujuran untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit kepada diri kita sendiri, bermain untuk kekuatan kita dan mengatasi kekurangan kita," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement