Rabu 28 Nov 2018 18:31 WIB

Lion Air yang Jatuh Sempat Alami Enam Kali Masalah

Permasalahan terdeteksi sejak 26 Oktober 2018.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
KNKT menjelaskan temuan awal pada kasus jatuhnya pesawat Lion Air.
Foto: ABC NEws
KNKT menjelaskan temuan awal pada kasus jatuhnya pesawat Lion Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mendeteksi pesawat Lion Air PK-LQP sudah memgalami enam kali masalah selama penerbangan. Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, permasalahan terdeteksi sejak 26 Oktober 2018. 

Ia mencontohkan, dalam penerbangan tujuan Tianjin Binhai ke Manado terjadi dua masalah, yakni tidak dapat menampilkan kecepatan dan ketinggian pesawat. Selain itu, pada 27 Oktober 2018 di penerbangan Denpasar-Manado, masalah lain muncul terkait lampu perawatan menyala setelah mendarat. 

"Problem yang tercatat di buku perawatan pesawat ada enam, namun yang berurutan ada empat," kata Nurcahyo dalam konferensi pers di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, Rabu (28/11). 

Baca juga, Rusak Sejak di Bali, KNKT: Lion Air PK-LQP tak Layak Terbang

Meskipun demikian, masalah tersebut terus diperbaiki. Demikian pula dengan masalah yang sempat terjadi dalam penerbangan Denpasar-Jakarta sehari sebelum kecelakaan pesawat. Nurcahyo mengatakan, pada saat penerbangan tersebut terdeteksi potensi masalah stick shaker

"Stick shaker adalah tactical warning. Intinya, memberikan input kepada pilot bahwa indikasinya pesawat akan stall," kata Nurcahyo melanjutkan. 

Untuk diketahui, stall adalah kondisi ketika pesawat kehilangan daya angkat. Tapi, mengapa pesawat tiba-tiba berpotensi stall adalah hal yang masih akan didiskusikan oleh KNKT dengan pihak Boeing nantinya.

Baca juga, Pilot Lion Air Berjuang Kendalikan Pesawat Hingga Terjatuh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement