Rabu 28 Nov 2018 06:04 WIB

Keamanan Siber Diperlukan Cegah Kriminalitas Digital

JHCom suguhkan permainan capture the flag dan computer network defense.

Cyber Security Indonesia (CSI) 2018 dan Indonesia Fintech Show (IFS) 2018.
Foto: Tarsus Indonesia
Cyber Security Indonesia (CSI) 2018 dan Indonesia Fintech Show (IFS) 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghadapi era teknologi dan digital yang semakin berkembang pesat, ketahanan nasional akan keamanan siber sangatlah penting. Keamanan siber diperlukan untuk mencegah tindak-tindak kriminalitas dan menjaga keamanan industri-industri teknologi.

"Salah satu contohnya adalah industri financial technology (fintech)," ujar Portfolio Direktur dari Cyber Security Indonesia dan Indonesia Fintech Show, Cheah Wai Hong, di Jakarta.

Visi ekonomi Indonesia 2010 menuju the Digital Energy of Asia juga perlu dipersiapkan. Dalam kerangka itulah, Cheah mengatakan Tarsus Indonesia menggelar ajang Cyber Security Indonesia (CSI) 2018 dan Indonesia Fintech Show (IFS) 2018.

Kedua pameran itu digelar di lokasi yang sama pada 5-7 Desember 2018.

CSI 2018 digelar untuk kali keempat sedangkan IFS merupakan edisi perdana. Tarsus Indonesia merupakan perusahaan business-to-business (B2B) yang bergerak di bidang event, pameran, konferensi, dan media.

Cheah mengatakan CSI 2018 bisa menjadi platform bagi seluruh stakeholders yang ada dalam industri keamanan siber. Para pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memberikan insight, koneksi, serta peluang bisnis baru yang dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan ketahanan keamanan siber nasional.

"Kita juga mengharapkan lahirnya ahli-ahli siber yang nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap Indonesia," ujar dia. Karena itu pula di acara itu digelar Jakarta Hacking Competition (JHCom) yang menyuguhkan permainan capture the flag dan computer network defense.

Melengkapi CSI 2018, Indonesia Fintech Show 2018 menghadirkan beragam produk dan solusi inovatif pada industri fintech. IFS 2018 juga menghadirkan program konferensi dari tanggal yang mengumpulkan para financial leaders, policy makers, professionals, innovators, service providers, dan end users.

Menurut Cheah, IFS juga akan dihadiri leading industry stakeholders. Mereka akan saling membagikan pandangan mengenai isu-isu penting terkait peraturan dan regulasi pemerintah terhadap industri fintech baik di skala nasional maupun internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement