Senin 26 Nov 2018 14:54 WIB

Pertamina Solo Tekan Elpiji Subsidi Salah Sasaran

Kesadaran masyarakat diperlukan terkait penggunan elpiji bersubsidi.

Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Pertamina (Persero) terus berupaya menekan penggunaan elpiji subsidi salah sasaran. Baik itu di kalangan konsumen rumah tangga maupun pelaku usaha.

"Untuk bisa menggunakan elpiji subsidi ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para konsumen, seperti untuk pengguna rumah tangga penghasilannya harus kurang dari Rp 1,5 juta per bulan," kata Sales Eksekutif Elpiji Rayon V PT Pertamina (Persero) Adeka Sangtraga di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/11).

Sedangkan untuk pelaku usaha kecil syaratnya adalah volume konsumsi elpiji subsidi di kisaran enam hingga sembilan tabung per bulan. Oleh karena itu, untuk pelaku usaha yang kebutuhan elpiji sudah melebihi angka tersebut diimbau untuk pindah ke elpiji nonsubsidi, minimal Bright Gas ukuran tabung 5,5 kilogram.

"Kami sengaja menjadikan volume konsumsi ini sebagai ukuran, karena kalau kami menggunakan indikator omzet, ada kemungkinan pelaku usaha tidak terbuka," katanya.

Mengingat saat ini penyaluran elpiji subsidi masih dilakukan secara terbuka, pihaknya mengatakan kesadaran masyarakat diperlukan terkait penggunaan ini. Sementara itu, untuk mendorong penggunaan elpiji nonsubsidi di kalangan masyarakat mampu, pihaknya masih terus melakukan sejumlah upaya.

"Di antaranya kerja sama dengan komunitas UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di Soloraya dan Pertamina masih akan melaksanakan program penukaran dua tabung elpiji melon kosong ke 1 Bright Gas 5,5 kilogram isi, hingga bulan Desember tahun ini," katanya.

Meski belum terlalu signifikan, kata dia, sejumlah upaya yang dilaksanakan tersebut sudah memberikan dampak cukup positif terhadap konsumsi elpiji nonsubsidi. Seperti untuk penggunaan elpiji ukuran tabung 12 kilogram di Soloraya sekitar 30 ribu tabung per bulan. Angka ini mengalami kenaikan satu hingga dua persen per bulan.

Meski demikian, diakuinya, untuk volume konsumsi Bright Gas 5,5 kilogram masih stabil di kisaran angka 27ribu tabung per bulan. Adapun, untuk elpiji melon hingga saat ini konsumsinya di Soloraya di kisaran 5,9 juta tabung per bulan. Angka ini naik jika dibandingkan tahun lalu sekitar 5,5 juta tabung per bulan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement