Senin 26 Nov 2018 11:45 WIB

BTN Raih Penghargaan Kinerja Positif GCG

Perseroan dinilai telah memenuhi kriteria perusahaan terbuka yang menjalankan GCG.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk meraih dua penghargaan sekaligus dari Forum Pasar Modal ASEAN, ASEAN Capital Market Forum (ACMF). Penghargaan tersebut atas kinerja bisnis perseroan yang positif dan mengutamakan Good Corporate Governance (GCG).

Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, dalam ajang tersebut perseroan masuk dalam daftar Top 50 ASEAN GCG. Selain itu BTN juga masuk ke dalam Top 3 Public Listed Companies di Indonesia.

"Dua penghargaan itu diterima BTN dalam ASEAN Corporate Governance Award (ACGA) yang diselenggarakan oleh ACMF di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu 21 November lalu," ujar Maryono dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (25/11).

Menurut Maryono, penghargaan itu merupakan apresiasi yang mempunyai gengsi internasional. Peghargaan yang bertepatan dengan HUT Ke- 42 KPR BTN menjadi momen untuk semua pegawai BTN bekerja lebih baik lagi.

Predikat tersebut diraih Bank BTN, kata dia, karena perseroan dinilai telah memenuhi kriteria sebagai perusahaan terbuka yang telah menjalankan GCG sesuai dengan standard scorecard di ASEAN. “Kami menerima dengan bangga penghargaan ini sebagai sebuah apresiasi Negara-negara ASEAN kepada Bank BTN. Sekaligus ini menjadi moment bagi internal Bank BTN untuk lebih baik dalam penerapan GCG, karena ini akan menjadi benchmark di dalam negeri,” katanya.

Adapun, ACGA merupakan event yang diselenggarakan oleh Forum Pasar Modal ASEAN sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan terbuka di Negara-negara Asean yang telah menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik. ACGA yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia merupakan event yang kedua kalinya dilakukan oleh Forum Pasar Modal ASEAN tersebut.

Melalui penghargaan tersebut, Bank BTN dinilai telah berhasil dalam menerapkan berbagai parameter ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) yang sudah diterapkan di perusahaan-perusahaan besar di ASEAN. Bank BTN pun berhasil menerima penghargaan Top 3 Public Listed Companies mewakili bank buku III di Indonesia sebagai bank terbuka yang sudah menjalankan GCG dengan baik. 

“Ini sangat luar biasa dan kami tambah bersemangat untuk memacu kineja sehingga seluruh bisnis di Bank BTN nanti dapat dilaksanakan secara GCG,” tambah Maryono.

Dengan penghargaan sebagai Top 50 ASEAN GCG tersebut, kata Maryono, maka tata kelola bisnis Bank BTN dinilai telah sejajar dengan perusahaan-perusahaan besar dan terkemuka di negara-negara ASEAN. Tercatat beberapa perusahaan besar di ASEAN yang telah melakukan standarisasi dalam penerapan ACGS antara lain DBS Group Holdings dan Oversea-Chinese Banking Corporation (Singapura), Kasikornbank dan The Siam Commercial Bank (Thailand), Malayan Banking dan CIMB Group Holdings (Malaysia), BDO Unibank dan East West Banking (Filipina).

Sebagai informasi, tujuan dilakukannya ACGS adalah untuk meningkatkan standar-standar dan praktik-praktik tata kelola korporasi dari perusahaan-perusahaan terbuka di ASEAN, memperbesar kelayakan global bagi perusahaan-perusahaan terbuka ASEAN dengan tata kelola korporasi yang baik dan menunjukkan kepada mereka (masyarakat global) bahwa perusahaan-perusahaan tersebut adalah tempat untuk berinvestasi. Serta melengkapi inisiatif-inisiatif ACMF lainnya dan mempromosikan ASEAN sebagai suatu kelompok asset berkelas.

Penerapan ACGS akan mendorong negara-negara ASEAN dalam memperkuat kerangka peraturan perundang-undangan dan implementasi praktik-praktik GCG. Hal ini sekaligus akan memperkuat governance system berdasarkan parameter-parameter kuantitatif yang dapat mengukur kepatuhan perusahaan-perusahaan terbuka di ASEAN dalam melaksanakan tata kelola korporasi sesuai standar internasional, khususnya prinsip-prinsip corporate governance yang dikeluarkan oleh The Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement