REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peneliti Institute for Developmenet of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan bahwa data statistik yang disajikan oleh BPS harus menarik bagi kalangan generasi milenial.
"Milenial dikenal sebagai 'screen mover' atau 'screen runner' atau berpindah-pindah dalam membaca, sehingga bisa melompat hingga tiga 'screen' (layar yang terbuka) dalam satu kesempatan," kata Bhima Yudhistira dalam Workshop Peningkatan Wawasan Statistik Kepada Media yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/11).
Menurut Bhima, ada beberapa hal yang perlu dihadapi terkait dengan generasi milenial yang jumlahnya mencapai hingga sekitar 90 juta orang. Misalnya, kajian yang menunjukkan bahwa rata-rata fokus atensi atau perhatian dari generasi milenial hanya sekitar 12 detik, bahkan untuk generasi Z (pascamilenial) bisa hanya sekitar 8 detik.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pada saat ini banyak orang yang lebih suka membaca secara "skimming" atau secara cepat sehingga cenderung hanya membaca intisari atau bahkan hanya judulnya, dan bukan keseluruhan isinya. Untuk itu, lanjutnya, hal yang penting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dapat menyajikan data yang menarik bagi kalangan milenial.
"Penting untuk bagaimana menyajikan data yang 'catchy' dan enak dibaca karena milenial tidak suka data informasi yang overload. Bagaimana menampilkan data itu lebih enak untuk dibaca," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Mahkamah Konstutusi Mahfud MD menyatakan, pemimpin Indonesia pada tahun 2045 akan didominasi oleh generasi milenial dan juga generasi Z serta generasi Alpha yang juga harus dipersiapkan untuk kemajuan bangsa.
"Kalau saya ini kan generasi 'Baby Boomers', kalau generasi milenial itu generasi yang lahir tahun 1980 sampai 2000. Generasi Z itu yang lahir tahun 2000 sampai 2010, dan generasi Alpha itu lahirnya setelah 2010 sampai sekarang," kata Mahfud saat berbicara dalam seminar "Indonesia Emas 2045 di Mata Millennials" yang diselenggarakan MMD Initiative di Universitas Al Azhar Indonesia, di Jakarta, Rabu (7/11).
Mahfud menyatakan Indonesia sebenarnya mempunyai segalanya untuk maju, mulai dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu, Indonesia harus dirawat dengan baik.