Sabtu 24 Nov 2018 01:00 WIB

Bulog Diminta Gelontorkan Beras Lebih Banyak

Menjelang Natal dan tahun baru, harga bahan pokok wajib dikendalikan.

Pengunjung melihat beras beras jenis medium saat peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Beras, Jakarta Timur, Kamis (22/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pengunjung melihat beras beras jenis medium saat peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Beras, Jakarta Timur, Kamis (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog sedang menggencarkan operasi pasar. Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras ( Perpadi) meminta stok beras digelontorkan sebanyak mungkin untuk membuat stabil harga beras.

"Untuk apa punya stok banyak tapi tidak didistribusikan, sama saja tidak ada di pasar," kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso di Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan stok beras yang dimiliki Bulog sebanyak 1,5 juta ton harus secepatnya diturunkan ke pasar. Sebab, harga beras sedang berfluktuasi.

"Kalau perlu diturunkan sebanyak 2 juta ton sampai akhir tahun ini," katanya.

Selain itu, ia menyarankan juga untuk memiliki cadangan beras impor sebanyak 300 ribu ton setiap tahun demi keamanan pasokan.

Pengamat kebijakan beras Mohamad Ikhsan, mengatakan data surplus beras masih berupa estimasi. "Data surplus beras 2,85 juta ton itu masih estimasi, sehingga besar kemungkinan ada perubahan," kata dosen FEB UI tersebut.

Ia mengatakan pola pergerakan harga beras juga harus segera dipahami. Tujuannya untuk bisa mengantisipasi harga.

"Orientasi pertanian ini harus diubah, sebab air semakin langka dan lahan semakin menyempit, jadi kinerja Bulog juga harus berubah," katanya.

Ia menyarankan agar peran Bulog ditingkatkan oleh pemerintah. Misalnya, Bulog harus memiliki fungsi atau tugas seperti trader.

Salah satu lokasi operasi pasar adalah Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Harga beras jenis medium PIBC ditargetkan dijual seharga Rp 8.500 per kilogram setelah dilakukan operasi pasar.

"Jadi akan ditemukan beras seharga Rp 8.500 di Pasar Induk Beras Cipinang. Dari PIBC akan diturunkan ke pasar seharga Rp 9.000," ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi di PIBC, Jakarta, Kamis.

Harga tersebut masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram, sehingga diyakini operasi pasar tepat sasaran serta akan terdistribusi ke seluruh wilayah di Jakarta dan sekitarnya.

Operasi pasar di PIBC dilakukan mulai November sampai Maret 2019 dengan menggelontorkan dua ribu ton beras medium per pekan.

Arief menuturkan harga beras medium IR643 di pekan kedua November mencapai Rp 9.225 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 8.700 per kilogram sehingga harus dilakukan operasi pasar.

Apalagi menjelang Hari Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, kenaikan harga barang pokok harus dikendalikan agar harganya stabil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement