Senin 19 Nov 2018 08:19 WIB

Pengusaha Karet Sambut Rencana Replanting

Peremajaan pohon karet harus sembari mempertimbangkan waktu.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji menyambut baik rencana subsidi silang hasil ekspor untuk peremajaan kembali tanaman karet. Rencana ini diisiasi pemerintah melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai upaya peningkatan hasil produksi karet dalam negeri.

Moenardji menjelaskan, rencana ini sudah disampaikan pemerintah selama setahun belakang dengan pemangku kepentingan di industri perkaretan, termasuk Gapkindo. Rencana meliputi pendirian Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPBD) Karet. "Untuk itu, Gapkindo sudah sejak awal mendukung," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (18/11).

Moenardji menambahkan, program subsidi silang tinggal disiapkan bagaimana penerapan dan besarannya. Hal ini dilakukan sembari mempertimbangkan waktu yang tepat dengan memperhatikan tingkatan harga karet di pasar internasional.

Gapkindo pun telah memberi sejumlah masukan, termasuk saran usulan interim action sebelum eksekusi peremajaan. Di antaranya tetap menjalankan diplomasi karet dan mendukung Kementerian Perdagangan yang menjadi vocal point pemerintah dalam perundingan multilateral International Tripartite Rubber Council (ITRC). Tujuannya, untuk mengupayakan perbaikan harga internasional.

Moenardji menjelaskan, Gapkindo juga mengusulkan kepada pemerintah melalui pusat penelitian karet untuk mencari teknologi simultan yang bisa memperpanjang usia produktif pohon tua dan tingkatkan produksi. "Hal ini patut diperhatikan sebelum industri menjalankan peremajaan karet," tuturnya.

Terlepas dari itu, Moenardji tetap memiliki harapan agar pemerintah dapat menunda sebentar peremajaan. Sebab, kegiatan ini membutuhkan biaya besar, sementara harga karet di pasar global sedang rendah-rendahnya. Oleh karena itu, diplomasi karet juga harus dilakukan secara paralel hingga bertemu satu titik agar produksi Indonesia tetap eksis dan menguat.

Selain itu, Gapkindo juga menyambut upaya pemerintah dalam menyiapkan serapan karet dalam negeri untuk aspal. Menurutnya, anggota Gapkindo memiliki kemampuan yang besar untuk pasok kebutuhan dalam negeri.

Moenardji justru berharap, penyerapan tersebut dapat dilakukan dalam waktu cepat untuk mengurangi tingkat ekspor sehingga harga karet dalam negerinaik. Apabila naik, petani karet juga dapat menikmati perbaikan ekonomi. "Anggota Gapkindo yang notabene adalah mitra petani, ikut tenang karena berarti suplai bisa terjaga," katanya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus melakukan berbagai uapaya untuk meningkatkan permintaan komoditas karet lokal, terutama di pasar internasional. Hal ini dilakukan mengingat harga karet global yang tidak bersahabat, yakni di rentang 1.300 dolar AS sampai 1.350 dolar AS per ton.

Airlangga menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan investasi untuk membuat prototype atau percobaan karet sebagai bahan campuran membuat aspal. Penelitian yang dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini sebagai upaya memberikan nilai tambah terhadap karet. "Akan segera difinalisasi untuk kesiapannya," tuturnya dalam kunjungan kerja ke industri karet remah (crumb rubber) PT New Kalbar Processors di Pontianak, Sabtu (17/11).

Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Perindustrian ditugaskan untuk mengembangkan produk aspal karet, sementara Kementerian PUPR mendapat amanah mengaplikasikan produk di lapangan. Airlangga menilai, penggunaan karet alam khususnya ditujuakn untuk meningkatkan konsumsi karet alam dalam negeri. Upaya ini tentunya juga akan meniolong petani yang nasibnya terpuruk akibat merosotnya harga karet.

Baca juga, Pemerintah Kembangkan Karet untuk Campuran Aspal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement