REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat selama ini lebih dari sekadar perhitungan surplus dan defisit perdagangan. Ia juga menilai hubungan kerja sama antara ASEAN dan AS yang telah terjalin selama ini sangatlah produktif bagi kedua pihak.
Hal ini dibuktikan dengan nilai perdagangan dan investasi keduanya yang juga meningkat dari tahun ke tahun.
"Kerja sama ASEAN-AS bukanlah zero sum game, tapi saling menguntungkan, win-win. Nilai kerja sama ekonomi kita lebih dari sekadar surplus dan defisit perdagangan," ucapnya saat memberikan pernyataan pada KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis (15/11).
Selama satu dekade terakhir, ekspor barang dan jasa Amerika Serikat ke ASEAN meningkat kurang lebih 81 persen. Aktivitas perdagangan itu telah menciptakan lebih dari 550 ribu lapangan pekerjaan di Amerika dan lebih dari tiga ribu perusahaan Amerika Serikat beroperasi di negara-negara ASEAN.
"Sebaliknya, investasi ASEAN di Amerika Serikat juga meningkat 1.000 persen. Dari 2,3 miliar dollar AS di tahun 2004 menjadi lebih dari 26 miliar dollar AS di tahun 2015," ungkap Presiden, dikutip dari siaran resmi Istana.
Lebih jauh, Presiden Jokowi menerangkan ekonomi ASEAN diperkirakan akan tumbuh sebanyak 5 persen tiap tahunnya. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, ASEAN akan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia di tahun 2050 setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Melihat hal itu, Presiden pun mengajak Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama ekonominya dengan negara-negara ASEAN sebagaimana yang telah terjalin baik selama ini.
"Untuk itu, marilah kita perkuat sistem perdagangan yang telah kita bangun bersama yang bebas, adil, dan inklusif," ujarnya.