Rabu 14 Nov 2018 11:14 WIB

Kemendag Pastikan Barter Sukhoi dengan Rusia Tetap Berjalan

Barter tersebut terkait dengan transaksi pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Rusia-Indonesia
Rusia-Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih menjelaskan, proses imbal dagang pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia masih terus berjalan. Ia mengakui, sampai saat ini, pemerintah belum menemukan titik terang.

Salah satu alasan yang disebutkan Karyanto sebagai hambatan adalah kesesuaian produk. Pihak Indonesia dan Rusia belum mencapai kesepakatan terkait jenis produk yang akan ditransaksikan dalam proses imbal dagang. "Dengan kata lain, Rusia belum menemukan produk Indonesia yang sesuai dengan keinginan mereka," tuturnya dalam diskusi dengan media di Jakarta, Selasa (14/11).

Dalam proses imbal dagang ini pemerintah diawasi oleh Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI). Adapun nilai pembelian 11 jet tempur itu mencapai 1,14 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16,75 triliun dengan kurs Rp 14.700 per dolar AS.

Karyanto memastikan, rencana imbal dagang ini tidak terhenti. "Sampai saat ini, kami terus dorong melalui Kementerian Pertahanan. Hanya saja, belum menemukan kecocokan antara produk yang diminta oleh Rusia dengan yang kita siapkan," katanya.

Karyanto menuturkan, kondisi terkini adalah uang dari pengusaha luar negeri sudah masuk, sementara produk dari Indonesia belum ada. Kendala lain adalah pengusaha yang tidak memberikan penjelasan mendetail dalam laporan sesuai dengan kebutuhan World Trade Organization (WTO) atau organisasi dagang dunia.

Meski terhambat, Karyanto menampik bahwa rumitnya proses imbal dagang ini disebabkan tekanan diplomatik dari pemerintah Amerika kepada pemerintah Indonesia. Proses yang terbilang lama ini murni karena belum adanya kesesuaian produk Indonesia dengan keinginan Rusia. "Tidak ada kaitannya dengan diplomasi AS," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan menuturkan, transaksi pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35 masih berjalan lancar. Tapi, saat ini, kedua negara tengah melakukan kajian melalui working group mengenai komoditas apa yang akan dibeli Rusia dari Indonesia dalam proses imbal dagang ini.

Oke menjelaskan, mekanisme yang digunakan kedua negara adalah imbal beli dan merupakan pertama kali dilakukan Indonesia. "Artinya, kita membeli pesawat Sukhoi dan pihak Rusia membeli komoditas kita sekitar 570 juta dolar AS. Mekanismenya diserahkan ke Kemendag," ujarnya di Kantor Kemendag pada Agustus.

Dari berbagai komoditas, Oke menambahkan, komoditas karet sampai tekstil termasuk dalam daftar penawaran Indonesia ke Rusia. Minyak sawit dan produk turunannya yang menjadi unggulan Indonesia juga masuk untuk dipertimbangkan pemerintah Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement