Selasa 13 Nov 2018 22:47 WIB

PT Len Industri Garap Pasar Perkeretaapian Global

Len Industri akan melayani persinyalan kereta di 47 negara.

Ilustrasi rel kereta api.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Len Industri saat ini mulai menggarap pasar perkeretaapian global. Terutama untuk proyek modifikasi sistem sinyal dan interlocking di Bangladesh.

Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat  menyebutkan proyek tersebut untuk pengerjaan sinyal di empat stasiun Jamtoil, Chatmohar, Bangbadu Setu West, dan Bangbadu Setu East.

"Kini Len tengah dalam proses persiapan tender untuk proyek lanjutan Jamtoil-Bangbadu yaitu proyek jalur Dhaka-Narayanganj," katanya.

Menurut dia, modifikasi sistem interlocking harus dilakukan Len Industri terhadap sistem perkeretaapian di sana, agar implementasi sistem berjalan baik.

Sementara itu, pada perhelatan Innotrans di Berlin September lalu, Len Industri berkomitmen dan yakin untuk mengembangkan sayapnya ke kancah global.

Hal ini dibuktikan melalui MoU dengan perusahaan HIMA, Teltronic, Thales, Schnoor, dan Men Mikro, untuk membuka kemungkinan kerja sama seperti technology joint development dan lokalisasi produksi di Indonesia yang penandatanganannya disaksikan oleh Menteri Negara BUMN Republik Indonesia Rini Soemarno.

Menurut Linus, langkah go-global Len Industri tidak hanya berhenti di Bangladesh. "Kami telah menjadi pelaku utama dan satu-satunya industri sinyal perkeretaapian di Indonesia, serta telah memulai bisnis ini sejak 1980-an. Sekarang, Len Industri bersaing di kancah global dan akan memasok sistem sinyal perkeretaan, sistem telekomunikasi, sistem catu daya substation, dan sistem SCADA," katanya.

Di bawah Indonesia Railway Development Consortium (IRDC), Len Industri bersama PT Industri Kereta Api (Persero), PT Waskita Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) siap menggarap pasar negara-negara berkembang.

IRDC menawarkan layanan total solusi untuk pengembangan proyek kereta api mulai dari segi sipil, rollingstock, fasilitas operasi (railway system), operasi dan perawatan, begitu juga dalam hal financing, baik itu untuk main line maupun transportasi urban.

Konsorsium ini menyasar Filipina sebagai target pasar pertama, kemudian akan berusaha bergerak ke Asia Selatan dan Timur Tengah. Sementara Len Industri berencana memperlebar pasar ke benua tetangga Australia, Afrika, Eropa Timur dan beberapa negara lain.

"Saat ini Len Industri mencoba mengawali bekerja sama dengan Wabtec Australia, UGL Rail Services, Aspex Rail, Rail Control Systems Australia (RCSA), dan JMDR untuk membuka pasar Australia," kata Linus.

Untuk pasar Afrika, Len Industri bersama Eximbank sebagai lembaga yang mendukung pembiayaan beserta perusahaan strategis Altpro, Rohill, dan Schnoor, akan memulai menjajaki peluang pasar di Botswana, Tanzania, dan Johannesburg. Len Industri akan menyuplai Interlocking, LED Signal, Point Machine, CTC dan System Engineering.

Sementara Altpro akan memasok Axle Counter System, Level Crossing, dan ATP. Sedangkan Rohill dan Schnoor akan memiliki peran sebagai penyuplai teknologi komunikasi.

Kerja sama Len Industri dengan perusahaan-perusahaan tersebut adalah langkah Len Industri untuk dapat melokalisasi teknologi-teknologi asing di Indonesia yang kemudian dapat diekspor di negara-negara Afrika.

Selain itu, Len Industri bersama INKA, Waskita Karya, dan KAI yang berada di bawah IRDC, telah berkomitmen untuk mengawali kolaborasi dengan membuka peluang proyek Filipina dengan memeriahkan The Philippine Railway Modernization and Expansion Summit yang diselenggarakan 24-25 Oktober kemarin di Manila yang dihadiri oleh salah satu petinggi Philippine Department of Transportation, PNR (Philippine National Railway) dan LRTA (Light Rail Transit Authority).

Pada ajang tersebut IRDC untuk pertama kalinya menawarkan Total Solution for Railway Projects, mulai dari EPC hingga pendanaan proyek, baik untuk jalur utama (mainline) maupun urban transport.

Sementara itu pada kesempatan lain tim IRDC juga bertemu langsung dengan menteri transportasi Filipina. Secara keseluruhan, Len Industri akan melayani sekitar 47 negara yang tersebar di Eropa Timur, Afrika, Asia, dan Australia, sebagai Total Railway System Integrator.

Dengan adanya misi yang besar ini, Len Industri berharap bisa berkontribusi lebih besar kepada negara dan masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang elektronika dan persinyalan kereta api.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement