Kamis 08 Nov 2018 16:27 WIB

Lintasarta Kumpulkan Sepuluh Startup dari DIY dan Jateng

Kegiatan joint program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kreativitas.

Lintasarta menggelar program inkubasi dan akselerasi yang melibatkan para mentor ahli dibidangnya.
Foto: Lintasarta
Lintasarta menggelar program inkubasi dan akselerasi yang melibatkan para mentor ahli dibidangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lintasarta kembali membuktikan komitmennya sebagai perusahaan Information Communication Technology (ICT) terbaik melalui program Social Investment, dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui program Innovative Academy Appcelerate. Kegiatan joint program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kreativitas dan inovasi berbasis teknologi digital dan mempersiapkan mahasiswa, dosen, alumni serta masyarakat luas yang selaras dengan spirit UGM untuk menjadi wirausahawan muda atau technopreneur.

Program yang berlangsung selama enam bulan ini telah dimulai sebelumnya dengan kegiatan Energizing Starups, Industry Parallel Session, dan terakhir Startup Pitching yang dilaksanakan pada Ahad (5/11) di Innovative Hub UGM. Innovative Academy Appcelerate (IA Appcelerate) merupakan sebuah program inkubasi dan akselerasi yang bertujuan untuk mengembangkan usaha startup bisnis digital binaan UGM dan kampus lain yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), serta memperbesar peluang startup untuk menjalankan usahanya secara mandiri dan berkesinambungan.

IA Appcelerate 2018 mengusung tema “Designing Solutions to Industrial Problems through Campus-Based Development”, dengan fokus penyelesaian permasalahan industri di bidang Finance Bank, Finance nonbank, Supply Chain dan Smart City.

Bersama Lintasarta, perusahaan penyedia komunikasi data, internet dan IT services untuk berbagai sektor industri, program ini diselenggarakan untuk membentuk mental mahasiswa menjadi wirausahawan muda yang tidak hanya bisa meraup profit tapi juga memiliki kepedulian terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Program ini pada tahap awal diikuti oleh 75 startup yang masing-masing beranggotakan mahasiswa serta alumni dari perguruan tinggi yang ada di DIY dan Jateng. Usai melewati tahapan pengumpulan proposal dan seleksi administrasi, terpilih 17 startup yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan profil startup beserta rencana bisnis mereka di hadapan para mentor IA Appcelerate.

Usai presentasi, para mentor kemudian memberikan pertanyaan atau masukan kepada para pemilik startup. Mereka juga menentukan tim yang akan lolos ke tahap selanjutnya untuk mengikuti rangkaian kegiatan mentoring.

Presentasi yang dilakukan oleh 17 tim ini menuai pujian dari para mentor. Appcelerate Program Director, Ryo Naldho, menyebutkan bahwa para mahasiswa telah menunjukkan kematangannya dalam membangun startup yang memiliki nilai sosial dan juga nilai bisnis.

“Program Appcelerate ini juga kami lakukan di Bandung dan Surabaya, tapi saya menilai UGM yang mempunyai keseriusan yang cukup besar untuk menangani pengembangan usaha dan inkubasi sehingga startup yang ada pun terlihat sudah benar-benar dipersiapkan dengan matang,” ujarnya seperti dalam siaran pers, Kamis (8/11).

Penilaian ini, ujar Aldo panggilan akrab Ryo Naldho membuat Lintasarta memutuskan untuk meloloskan 10 startup untuk menerima bantuan dana pengembangan serta mengikuti program mentoring untuk mempersiapkan startup hingga siap diluncurkan ke pasar yang lebih luas.

“Dari 17 startup yang telah presentasi, kami memutuskan bahwa yang lolos adalah 10 startup, dan sesuai janji kami akan membantu untuk membuat startup ini bisa tumbuh, dan memberikan modal pengembangan usaha startup,” ucapnya.

Sebelum pelaksanaan penjurian Hargo Utomo, Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM menyampaikan pesan kepada para mentor yang bertindak sebagai juri UGM mengambil peran sebagai perguruan tinggi yang mampu menghasilkan riset atau inovasi yang memiliki potensi untuk dihilirkan serta dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat. UGM menurutnya berbangga dapat menjalankan peran hilirisasi ini dengan salah satu mitra strategis Lintasarta melalui IA Appcelerate yang diselenggarakan tidak hanya untuk UGM, namun juga masyarakat luas yang memiliki kesamaan spirit dengan UGM.

Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak dalam hal pemanfaatan potensi kampus untuk mendorong munculnya pelaku bisnis pemula dengan melibatkan peserta dari berbagai bidang ilmu (sains, teknologi, dan bisnis) ke dalam satu kelompok kegiatan produktif. Ini berimbas pada peningkatan spirit kolektif dalam penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.

Selain mendapatkan pendanaan, ke-10 tim berikut akan mengikuti program inkubasi dan akselerasi yang melibatkan para mentor dari Lintasarta, Industri Expert (RPX, Jenius, Asuransi Tugu Mandiri, Kominfo Samarinda) dan UGM.

Kesepuluh startup tersebut antara lain:

- Bantu Ternak, startup teknologi finansial di bidang peternakan dengan keuntungan syariah

- Mechlab, bergerak sebagai penyedia manufaktur dan training custom mekatronika

- Lunaz, cloud-based invoicing

- Eksporia, menyediakan tenaga marketer dalam multi-sided platform

- Lancong, sebagai startup smart trip planner

- Siab, pionir smart filtration dengan teknologi IoT

- Maja Technology, smart Energy startup menggunakan teknolgi IoT

- Calty Farm, bergerak dalam bidang IoT sapi peternak

- IoTanam, hydrophonic-based Internet of things startup

- Sehat Enak, startup yang berfokus pada platform kesehatan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement