Senin 05 Nov 2018 16:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Tinggalkan Zona Kuning

Pertumbuhan didukung konsumsi sapi potong dan produksi minyak sawit mentah.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah kapal kayu ditambatkan di pelabuhan Muaro, Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/10). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, angka pertumbuhan Sumbar di kuartal III-2018 sebesar 5,24 persen.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah kapal kayu ditambatkan di pelabuhan Muaro, Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/10). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, angka pertumbuhan Sumbar di kuartal III-2018 sebesar 5,24 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat mulai menunjukkan pemulihan di kuartal III-2018, setelah menunjukkan perlambatan sejak 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, angka pertumbuhan Sumbar di kuartal III-2018 sebesar 5,24 persen (tahun ke tahun/yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding capaian pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen di kuartal ini.

Laju pertumbuhan Sumbar kali ini juga masih lebih tinggi dibandingkan raihan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II tahun 2018 masing-masing sebesar 4,69 persen dan 5,09 persen (yoy). Meski begitu, pertumbuhan ekonomi kuartal ini masih lebih rendah dibanding capaian kuartal yang sama tahun 2017 lalu, sebesar 5,37 persen (yoy).

"Ini didukung konsumsi sapi potong yang tinggi saat kurban, produksi CPO (crude palm oil) yang naik, produksi semen yang tumbuh, serta permintaan transportasi yang masih tinggi selepas Lebaran hingga Idul Adha," jelas Kepala BPS Sumbar Sukardi, Senin (5/11). 

Sementara itu secara kuartalan (qtoq), pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal III 2018 tercatat 2,28 persen. Sedangkan secara kumulatif kuartal I-III 2018, ekonomi Sumbar mampu tumbuh 5,01 persen. BPS juga merilis, besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar atas dasar harga berlaku sebesar Rp 58,77 triliun. Sedangkan PDRB atas harga konstan sebesar Rp 41,67 triliun. 

Sukardi menjelaskan, dilihat dari lapangan usahanya, pertumbuhan terjadi di seluruh sektor kecuali lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang justru tumbuh negatif 0,11 persen. Sektor informasi dan komunikasi tumbuh paling tinggi dengan raihan 7,95 persen. Struktur ekonomi Sumbar juga masih didominasi oleh pertanian, kehutanan, dan peirkanan dengan porsi 22,89 persen. Diikuti sektor perdagangan dengan porsi 15,44 persen, dan transportasi menyumbang 12,62 persen. 

Sementara dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan juga terjadi seluruh komponen kecuali impor. Pertumbuhan paling besar dialami oleh komponen ekspor dengan angka 8,41 persen. Diikuti Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit sebesar 7,56 persen, dan konsumsi pemerintah 5,45 prsen.  

Secara umum, sumber pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi 52,25 persen atau lebih dari separuh struktur PDRB. Dari angka pertumbuhan 5,25 persen pada kuartal III 2018, konsumsi rumah tangga menyumbang 2,41 persen. Sisanya diisi oleh investasi, konsumsi pemerintah, ekspor, impor, dan konsumsi LNPRT. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement