Rabu 31 Oct 2018 21:17 WIB

Mendes Jadi Pembicara Youth Action Forum

Dalam 3,5 tahun, dana desa mampu membangun 158.619 kilometer jalan desa.

Menteri DesaPembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjadi pembicara di Youth Action Forum 2018 dengan tema Collaboration For Sustainable Development.
Foto: Kemendes PDTT
Menteri DesaPembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjadi pembicara di Youth Action Forum 2018 dengan tema Collaboration For Sustainable Development.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menjadi pembicara pada Youth Action Forum yang diselenggarakan oleh United Nations Sustainable Development Solutions Network (UN SDSN) di Jakarta, Rabu (31/10).

Di depan pemuda dari berbagai daerah tersebut ia mengungkapkan rangkaian kekagetannya soal dana desa. Ia mengaku kaget bahwa dana desa dalam tiga tahun terakhir telah membangun infrastruktur desa yang jumlahnya jauh di luar dugaan. Prestasi tersebut bahkan telah mendapatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pembangunan infrastruktur desa terbanyak.

"Apa impact-nya untuk desa, kemiskinan turun signifikan. Tahun lalu masyarakat miskin di desa turun 1,2 juta jiwa. Di kota berkurang 580 ribu jiwa. Penurunan angka kemiskinan di desa dua kali lipat lebih tinggi dari penurunan angka kemiskinan di kota," ujarnya.

Selain itu ia juga menceritakan kekagetannya atas respons Presiden RI Joko Widodo yang tidak marah atas rendahnya serapan dana desa saat kali pertama disalurkan pada 2015. Yang mana dana desa Rp 20,8 triliun saat itu hanya terserap 82,72 persen saja. Ia semakin kaget ketika Presiden RI Joko Widodo justru memerintahkan Kementerian Keuangan untuk menambah anggaran dana desa tahun 2016 menjadi Rp 46,9 Triliun.

"Nah inilah kehebatan Pak Presiden, beliau bukannya marah. Beliau bilang, 82 persen ini sudah bagus. Presiden malah minta pendampingan dan pengawasan ditingkatkan. Tahun 2016 dana desa dinaikkan dari Rp 20,8 triliun menjadi Rp 46,9 triliun. Itu tidak sedikit, nolnya banyak itu. Serapannya juga naik, tahun 2016 terserap 97,65 persen dari Rp 46,9 triliun, tahun 2017 terserap 98,47 dari Rp 60 triliun," paparnya.

Terkait hal itu, Menteri Eko mengaku sempat khawatir karena sebanyak 60 persen kepala desa di Indonesia hanya lulusan SD dan SMP. Ia khawatir keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut akan menghambat proses pelaksanaan dana desa.

"Tapi ternyata Pak Presiden benar. Kepala Desa sangat cepat belajar. Lihat saja, dalam 3,5 tahun ini dana desa telah mampu membangun 158.619 kilometer jalan desa. Membangun hampir 1 juta meter jembatan, hampir 1 juta unit sarana air bersih, dan lain-lain," ungkapnya.

photo
Menteri DesaPembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjadi pembicara di Youth Action Forum 2018 dengan tema Collaboration For Sustainable Development. (Kemendes PDTT)

Di sisi lain, ia meminta peserta Youth Action Forum turut membantu pembangunan desa. Ia juga mengajak mereka untuk membaca peluang-peluang ekonomi yang dapat dikembangkan oleh desa. Menurutnya, peluang-peluang di desa tidak akan bisa diraih tanpa peran dari generasi muda.

"Saya senang karena forum ini sangat proaktif, confidence, dan positive thinking. Kita perlu revolusi mental supaya pemuda-pemuda kita bisa seperti ini. Proaktif melihat peluang-peluang di tengah persoalan yang ada," katanya memberi apresiasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement