Selasa 30 Oct 2018 12:33 WIB

PI Ingin Bangun Rumah Satu Hektare Satu Kecamatan

Pengembang Indonesia fokus bangun hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Musyawarah Nasional (Munas) ke I Pengembang Indonesia (PI) berlangsung pada 28-30 Oktober 2018, di Jakarta.
Foto: Pengembang Indonesia
Musyawarah Nasional (Munas) ke I Pengembang Indonesia (PI) berlangsung pada 28-30 Oktober 2018, di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengembang properti yang tergabung dalam Pengembang Indonesia (PI), bertekad membangun rumah seluas satu hektare di setiap kecamatan. Hal tersebut sesuai dengan tema utama Musyawarah Nasional (Munas) ke I asosiasi pengembang tersebut, 'Satu Hektare Satu Kecamatan', yang berlangsung pada 28-30 Oktober 2018, di Jakarta.

Saat pembukaan secara resmi Munas PI, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, tema itu sangat tepat dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah (PSR).

 

Pemerintah sangat mengapresiasi upaya dan perkembangan pesat yang telah ditunjukkan oleh PI. Tekad PI untuk mendukung program pemerintah ini dinilai luar biasa. "Konsep satu kecamatan satu hektare sangat strategis dalam menuntaskan backlog (kebutuhan) perumahan,” ujar Khalawi dalam keterangan tertulisnya.

Khalawi mengatakan, hasil kerja bersama, baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta yang didukung oleh masyarakat, terlihat jelas dalam empat tahun belakangan. Tahun 2015 bisa terealisasi pembangunan rumah mencapai 699.770 unit. Tahun 2016 naik menjadi 805.169 unit rumah.

Tahun 2017 lalu juga naik mencapai 904.758 unit. Sampai 24 September 2018 lalu, angkanya sudah mencapai 736.187 unit dan diyakini akan bertambah sampai akhir 2018 ini. Dari total ini, hampir 70 persen adalah rumah untuk sederhana.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PI Barkah Hidayat mengatakan, asosiasi yang dipimpinnya sangat fokus dalam membangun hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia juga menyebut, sebagai organisasi baru dalam industri properti, PI terus tumbuh dan semakin besar.

“Kami menggelar Munas ini adalah sebagai salah satu kewajiban untuk memenuhi regulasi pemerintah, sebagai asosiasi pengembang. Dan, Alhamdulillah dalam tempo satu setengah tahun sejak berdiri, PI semakin profesional, dan telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam pelbagai aspek,” kata Barkah.

Sebagai organisasi pengusaha perumahan, khususnya rumah untuk bersubsidi, PI ikut berperan aktif membantu pemerintah dalam membangun rumah MBR di seluruh wilayah Indonesia. Sebanyak  400 anggota yang tersebar di 18 DPD seluruh Indonesia, PI telah ikut memberikan kontribusinya untuk sektor perumahan.

Melalui program satu hektare satu kecamatan, PI memiliki semangat yang kuat bersama sama asosiasi perumahan lainnya mendukung program mulia yang dicanangkan pemerintah, yakni sejuta rumah. Program ini untuk menutup defisit kebutuhan rumah yang masih belum teratasi.

Dalam usia kurang dari 2 tahun, anggota Pengembang Indonesia telah turut berkontribusi aktif sampai saat ini membangun 50 ribu unit rumah. Barkah memberikan contoh, DPD PI Sulawesi Selatan saat ini yang memiliki 164 anggota perusahaan yang terdaftar. Data terbaru yang disampaikan, hanya dari 80 anggota yang sedang membangun, tercatat 2.000 hektare yang sedang dibangun dengan nilai proyek mencapai Rp 1,1 triliun.

Untuk memotivasi para anggota DPD di seluruh Indonesia agar terus membangun rumah bersubsidi, pada Munas I ini DPP juga memberikan apresiasi kepada DPD yang berprestasi dengan kategori. "Kategorinya, DPD PI paling aktif, DPD PI paling inovatif, DPD PI paling inspiratif dan DPD PI paling kreatif,” ungkap Barkah.

Selain itu, Barkah melanjutkan, PI juga mendukung program pembinaan asosiasi pengembang perumahan yang dilakukan pemerintah, khususnya dalam program ARSAP 3. Arsap 3 kependekatan dari Akreditasi, Registrasi, dan Sertifikasi Asosiasi Pengembang dan Pengembang Perumahan. Dari Regulasi ini diharapkan terjadi standarisasi kualitas bangunan, tersedianya data yang akurat agar bertemunya sisi supply dan demand perumahan.

Terkait acara yang diselenggrakan dalam Munas, Barkah menambahkan, setelah dilakukan pembukaan, dilanjutkan dengan seminar sesi 1 dengan tema Peranan Pemerintah dalam Akselerasi Regulasi Pembangunan Rumah Bagi MBR yang menghadirkan beberapa nara sumber dari pemerintahan.

Sedangkan pada Sesi II, dilanjutkan dengan seminar yang tak kalah pentingnya dengan tema Komitmen Bank Umum dalam Mendukung Pembangunan Sejuta Rumah. Lalu pada Sesi III menghadirkan tema Strategi Perbankan Syariah dalam Mendukung Pengembang dalam Memanfaatkan Pembiayaan Syariah.

Munas PI ke I ini juga dimeriahkan kegiatan Bazar Proyek. Ke depan, agenda khusus ini akan selalu diselenggarakan oleh PI, baik dalam skala nasional maupun daerah. Event ini adalah rencana proyek, baik yang sedang on going maupun planning dari para anggota PI di seluruh Indonesia.

Dari agenda tersebut, data dan rencana ini akan dipertemukan secara langsung dengan seluruh perbankan yang hadir, baik bank BUMN, bank swasta nasional, maupun bank syariah. Dengan demikian, melalui event ini diharapkan tidak terjadi lagi miss komunikasi antara anggota PI dengan pihak perbankan, khususnya di daerah daerah.

“Dari pertemuan antara pengembang dan perbankan dalam bazar proyek,  diharapkan bisa diputuskan langsung, apakah proyek yang di kembangkan, layak di biayai perbankan. Baik umum konvensional maupun syariah,” kata Ketua Panitia Pelaksana Munas ke I Pengembang Indonesia, Indra Utama.

Langkah ini diharapkan Indra dapat memangkas kebuntuan komunikasi antara anggota PI dengan perbankan yang membiayai rumah subsidi. Terutama dalam memenuhi penyediaan dan tercapainya target pembangunan rumah dalam program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Karena rantai proses pasti akan menjadi lebih singkat dan waktu tunggu juga lebih cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement