Rabu 24 Oct 2018 12:50 WIB

Jokowi Minta Eksportir Manfaatkan Peluang Perang Dagang

Pengusaha diminta mencari pasar ekspor non-tradisional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pengusaha untuk memperkuat ekspor dengan memanfaatkan perang dagang. Di hadapan ribuan pelaku usaha, Jokowi pun meminta agar para pengusaha juga mencari pasar ekspor non-tradisional.

"Terus perlebar penetrasi pasar non-tradisional sekarang, banyak sekali, Asia Selatan, Afrika yang tidak diurus. Saya ingin Dubes, Konjen semua bekerja keras untuk pasar non-tradisional kita," ujar Jokowi saat meresmikan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 di ICE, Tangerang, Rabu (24/10).

Jokowi menekankan, peningkatan ekspor perlu dilakukan untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Jika angka impor masih lebih besar daripada ekspor, maka ia menekankan defisit masih akan terus terjadi.

"Tahun 2017 defisit transaksi berjalan kita tercatat 17,3 miliar dollar AS. Sebuah angka yang besar... Sekarang ini impor masih lebih besar dari ekspor. Ya defisit terus," ujar dia.

Presiden pun kemudian juga mengapresiasi pelaku industri yang telah berupaya untuk masuk ke pasar ekspor negara non-tradisional. Apalagi di saat perang dagang antarnegara terjadi, Jokowi menilai para pelaku usaha memiliki peluang untuk meningkatkan ekspornya.

"Gunakan peluang ini untuk masuk ke pasar yang ditinggalkan yang baru berperang. Ini kesempatan yang harus bisa kita gunakan sebaik mungkin," kata Jokowi.

Jokowi menyebutkan ekspor pada Januari-September 2018 tumbuh 9,2 persen dan berada pada posisi 122 miliar dollar AS. Angka inipun tercatat lebih baik dibandingkan pada 2017.

Karena itu, Jokowi menilai ekspor Indonesia saat ini semakin baik. Hal ini juga terlihat pada neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus hingga 220 juta dollar AS pada September ini.

"Masih kecil tapi sudah surplus. Kita harapkan nanti di Oktober menjadi tradisi setiap bulan surplus," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Presiden, pemerintah akan terus mendorong peningkatan ekspor oleh para pelaku usaha, salah satunya dengan memberikan insentif. "Saya masih belum tahu insentif apa yang bisa kita berikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semua terdorong masuk pasar ekspor," kata dia.

Jokowi juga mengingatkan agar pelaku usaha memperbaiki dan meningkatkan produksi serta desain kemasan sesuai keinginan pasar. Selain itu, ia juga mendorong agar promosi produk dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yakni lewat berbagai pameran maupun melalui online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement