Rabu 24 Oct 2018 12:25 WIB

Menteri PUPR: Infrastruktur Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Kementerian PUPR melakukan pembangunan untuk kemandirian infrastruktur

Red: EH Ismail
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Jumpa Pers  4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang turut dihadiri sejumlah menteri di Jakarta, Selasa (23/10).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Jumpa Pers 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang turut dihadiri sejumlah menteri di Jakarta, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan peningkatan daya saing nasional. Berdasarkan data World Economic Forum (WEF) 2018, Indeks Daya Saing Global Indonesia berada pada peringkat 45 atau naik dua peringkat dari 2017 yang berada di peringkat 47 dari 140 negara.

“Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan infrastruktur masih sangat besar. Pemerintah menargetkan daya saing Indonesia bisa berada pada peringkat ke-40. Pada tahun 2019, fokus Pemerintah pada pengembangan SDM Indonesia, dengan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur,” kata Basuki dalam Jumpa Pers  4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang turut dihadiri sejumlah menteri di Jakarta, Selasa (23/10).

Kementerian PUPR melakukan pembangunan berbagai infrastruktur untuk mewujudkan kemandirian infrastruktur. Dalam bidang jalan, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga berhasil menyelesaikan pembangunan jalan nasional sepanjang 3.432 km termasuk jalan di perbatasan Papua, Kalimantan, dan NTT. Kemudian telah dibangun jalan tol baru sepanjang 941 km dengan target akhir 2019 mencapai 1.852 km. Selain membangun jembatan bentang panjang, Kementerian PUPR juga membangun jembatan gantung yang menghubungkan antar desa.

Untuk mendukung ketahanan air dan pangan, target pembangunn 65 bendungan, tahun ini sebanyak delapan bendungan telah rampung yakni Bendungan Paya Seunara dan Rajui di Aceh, Jatigede di Jabar, Bajulmati dan Nipah Jatim, Titab di Bali, Teritip di Balikpapan, Raknamo dan Tanju di NTB. Bendungan lainnya akan selesai bertahap hingga 2023.

Pembangunan 65 bendungan akan menambah layanan irigasi waduk sebanyak 160 ribu hektare, kapasitas tampung 2,11 miliar m3, tersedia air baku sebanyak 3,02 m3/detik dan menghasilkan potensi energi sebesar 145 MW.

“Terdapat lima aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yakni benih, pupuk, tanah, penyuluhan, dan air. Apapun yang dilakukan dalam pertanian tanpa air tidak akan terwujud. Karena itu kita bangun bendungan, embung dan jaringan irigasi,” ujar Basuki.

Tercatat sejak 2015 hingga 2018 Kementerian PUPR telah membangun jaringan irigasi baru seluas 860.015 hektare dan merehabilitasi 2.319.693 heltare. Sementara embung yang selesai dibangun sebanyak 949 embung dari target 1.088 embung hingga 2019 yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement