REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyelenggarakan kegiatan sharing pengetahuan dan pengalaman dalam membangun masyarakat pedesaan bersama dengan perwakilan negara-negara di Asia yang tergabung dalam Asian Productivity Organization (APO). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 22 – 26 Oktober 2018.
APO merupakan organisasi kerjasama multilateral. Organisasi ini bergerak dalam bidang program peningkatan produktivitas. Indonesia sendiri bergabung menjadi anggota APO sejak tahun 1968. Saat ini ada 20 negara anggota APO. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Pakistan, Pilipina, Singapura, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja, Cina, Fiji, Hong Kong, India, Iran, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Thailand dan Vietnam.
Forum Petani Asia Pasifik Tertarik Model Pembangunan Desa
Kegiatan yang dikemas dengan tema Workshop on Innovative Rural Community Development Models itu dihadiri oleh 14 negara anggota sebagai peserta dan menghadirkan narasumber dari 3 negara yaitu Korea, Jepang, dan Selandia Baru.
“Dalam beberapa hari ke depan, kita akan berdiskusi mengenai model dan pendekatan inovatif dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat perdesaan kita,” kata Kepala Biro Humas dan Kerjasama Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat membuka workshop tersebut, Senin (22/10).
Dia mengatakan Indonesia memiliki 74.597 desa. Dia yakin dalam tiga tahun terakhir pemerintah telah mengkaji, mencoba, dan menerapkan sejumlah model terobosan yang ternyata cukup sukses dalam pengembangan komunitas pedesaan.
Dalam kesempatan sama, Direktur Alternate National Productivity Organization (NPO) Kunjung Masehat mengatakan hadirnya era industri 4.0 merupakan tantangan bagi kita semua dalam proses pengembangan masyarakat perdesaan. “Tantangan bagi kita semua, bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk pengembangan masyarakat pedesaan. Untuk itulah dalam forum ini kita akan melakuan sharing pengalaman, bagaimana globalisasi telah mempengaruhi model pembangunan di negara masing-masing,” kata dia.