Jumat 19 Oct 2018 15:16 WIB

Pembiayaan BTPN Syariah Tumbuh 21 Persen

Rasio pembiayaan bermasalah tercatat rendah di posisi 1,56 persen.

Rep: Lida Puspaningtya/ Red: Friska Yolanda
 Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) merilis kinerja Kuartal III 2018, Jumat (19/10). Bank Umum Syariah sejak 2014 ini mampu tumbuh sehat dan berkualitas dengan pembiayaan tumbuh 21 persen. 

BTPN Syariah adalah satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri pada pelayanan keluarga prasejahtera produktif. Hingga kuartal III 2018, total jumlah nasabah telah mencapai lebih dari 3,3 juta.

Semua nasabah pembiayaannya adalah perempuan prasejahtera produktif. Sampai periode ini, BTPN Syariah mencatatkan peningkatan aset sebesar 32 persen menjadi Rp 11,30 triliun serta outstanding pembiayaan sebesar Rp 6,96 triliun atau tumbuh 21 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017. 

Pertumbuhan pembiayaan yang di atas rata-rata industri perbankan ini tetap diiringi kualitas pembiayaan yang sangat baik. Tercatat rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) berada dalam posisi rendah, yaitu 1,56 persen. 

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 18 persen, mencapai Rp 7,25 triliun dibanding posisi September 2017 sebesar Rp 6,17 triliun. Untuk pendanaan, BTPN Syariah menggalangnya dari golongan dan keluarga sejahtera, yang kemudian seluruhnya disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif. 

Dalam hal ini Financing to Deposit Ratio (FDR) berada di posisi yang optimal sebesar 96 persen. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 39,7 persen, laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 698 miliar, atau tumbuh 49 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017.

BTPN Syariah juga melakukan pengukuran dampak sosial bagi nasabah pembiayaannya menggunakan Poverty Probability Index (PPI) dari Innovations for Poverty Action (IPA). Direktur Utama BTPN Syariah, Ratih Rachmawaty mengaku senang melihat persentase anak nasabah yang bersekolah terus meningkat dan probabilitas kembali ke garis prasejahtera menurun.

"BTPN Syariah memiliki filosofi 'Do Good, Do Well', kinerja keuangan yang kuat (Do Well) juga harus diikuti dengan kehidupan nasabah prasejahtera kami menjadi lebih baik (Do Good), itulah yang menjadi sumber motivasi utama kami bersama ribuan karyawan lainnya, yang juga mayoritas perempuan dan lulusan SMA," kata dia. 

Baca juga, Bank Mandiri Targetkan Laba Bersih Tumbuh 24 Persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement