Rabu 17 Oct 2018 18:19 WIB

12 Ribu Nelayan Karawang Masih Gunakan Solar untuk Melaut

Belum ada nelayan yang mendapat bantuan konverter kit.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Konverter Kit
Konverter Kit

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sebanyak 12 ribu nelayan asal Kabupaten Karawang, masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.  Sebab, sampai saat ini nelayan di wilayah ini belum ada yang mendapat bantuan konverter kit. Yakni, mesin pendukung dari BBM Solar ke LPG.

Wakil Ketua HNSI Kabupaten Karawang, Sahari, mengatakan, belum ada nelayan yang mendapat bantuan konverter kit. Jadi, nelayan di Karawang masih menggunakan BBM Solar. Bahkan, nelayan yang membeli Solar ini dengan harga sesuai ketentuan dan yang tidak.

"Sebab, belinya mayoritas di pengecer. Kalau di pengecer, solar yang dibeli nelayan harganya Rp 8.000 per liter. Sedangkan, di pom bensin harganya sesuai dengan solar subsidi," ujar Sahari, kepada Republika.co.id, Rabu (17/10).

Menurutnya, untuk bantuan konverter kit ini pihaknya sudah mengusulkannya melalui dinas terkait. Pengusulannya sejak setahun yang lalu. Namun, hingga kini belum ada tanggapan. Dengan begitu, nelayan Karawang sampai saat ini masih belum terkonversi dari solar ke gas.

Nelayan Banggai Dapat Konverter Kit

Sepertinya, sambung Sahari, bantuan konverter kit ini baru diberikan ke sejumlah nelayan di Cirebon terlebih dulu. Setelah uji coba dan evaluasi, sejauh mana manfaat dari konversi ini, mungkin nelayan di wilayah lain akan kebagian alatnya.

"Kita sudah usulkan, untuk tahap awal perahu dengan kapasitas antara satu sampai tiga grosston (GT) dulu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Durohim Suarli, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mengusulkan bantuan konverter kit nelayan ke pemerintah pusat. Alasannya, masih dibahas manfaat dari konversi solar ke gas ini.

"Makanya, sampai hari ini kita belum mengusulkan. Sebab, kita belum mengetahui manfaat dari konversi ini. Lalu, apakah bisa lebih hemat atau tidak, hal itu masih dalam tahap pembahasan," ujar Durohim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement