REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembinaan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah baik dalam infrastruktur maupun sumber daya manusia melakukan pengelolaan persampahan bersama masyarakat. Pengelolaan sampah ramah lingkungan menjadi isu dunia dengan diangkatnya Municipal Solid Waste Management sebagai tema Hari Habitat Dunia (HHD) 2018.
“Isu sampah telah menjadi perhatian global karena semua negara menghadapi masalah tersebut. Masalah sampah adalah masalah perilaku, karenanya diperlukannya perubahan perilaku masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya. Ini merupakan salah satu langkah revolusi mental,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian PUPR adalah melakukan rehabilitasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten. Rehabilitasi TPA dilakukan sejak Januari 2017 dan telah diselesaikan pada April 2018. Rehabilitasi TPA Rawa Kucing dilakukan dengan menerapkan sistem sanitary landfill dari sebelumnya hanya sebagai tempat pembuangan tanpa pengolahan (open dumping).
Dengan metode sanitary landfill, sampah dibuang dan ditumpuk di lokasi cekung, dipadatkan dan kemudian ditimbun dengan tanah sehingga tidak menimbulkan bau busuk, mencegah berkembangnya bibit penyakit serta ramah lingkungan. Selain itu juga telah didesain untuk dapat digunakan sebagai sumber energi melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
“TPA Rawa Kucing diharapkan bisa menjadi salah satu contoh pengelolaan TPA di Indonesia baik secara teknologi, kelembagaan, maupun operasionalnya,” kata Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Dodi Krispratmadi.
Kementerian PUPR telah melakukan serah terima pengelolaan TPA tersebut kepada Pemerintah Daerah pada Mei 2018. Biaya untuk membangun areal seluas 35 hektar menggunakan APBN Rp 82,73 miliar dengan luas sel landfill 5,2 ha dan ketinggian tumpukan sampah rerata 15 meter, maka total massa sampah yg bisa ditampung 409.500 ton. Dengan estimasi sampah yang masuk per hari 900-1000 ton/hari, maka TPA ini akan penuh dalam 410 hari (satu-dua tahun).
Namun jika PLTSa (waste to energy) dilaksanakan, di mana hanya residu yakni sekitar 10 % massa sampah yang masuk ke TPA, maka umur TPA sampah akan mencapai 10 kali lipatnya atau lebih dari 10 tahun
Untuk mengurangi bau dan dampak pencemaran, TPA yang menerima sampah rumah tangga dari 13 kecamatan di Kota Tangerang ini menggunakan cover soil dan unit pengolahan lindi (UPL) yang dapat mengolah air busuk dari sampah agar tidak mencemari tanah.
Pekerjaan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR, yakni pembuatan unit pengolahan sampah, perkerasan jalan operasional untuk mempermudah armada truk pengangkut sampah, unit pengolahan lindi, saluran drainase, lampu penerangan jalan, pagar, peralatan ruang uji, dan landmark.
Selain itu, Kementerian PUPR mendorong masyarakat dan komunitas untuk dapat mengolah sampah dengan pendekatan 3R (reuse, recycling dan reduce) sehingga sampah mengalami reduksi sekitar 35% atau sampah yang sampai ke TPA hanya 65% dari volume sampah yang mencapai 900-1.000 ton/hari. Oleh karenanya dibangun unit pengolahan sampah menjadi kompos yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
Kolaborasi Dengan Pemerintah Kota Tangerang
Selain membangun infrastruktur fisik, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Tangerang agar TPA Rawa Kucing juga dapat menjadi tempat wisata edukasi tentang pengelolaan sampah oleh para pelajar dan mahasiswa. Di TPA Rawa Kucing, pelajar dan mahasiswa dapat belajar mengenai pembuatan pupuk kompos, pembuatan gas metana yang dibagi menjadi energi panas maupun energi listrik, dan pembibitan pohon.
Selain itu terdapat ruang terbuka hijau yakni Bukit Ambekan yang kerap kali dijadikan tempat istirahat dan swafoto para pengunjung. Bukit tersebut merupakan sampah yang sudah dipadatkan, ditimbun tanah dan dilakukan penghijauan.
Dengan hadirnya berbagai fasilitas seperti taman, kolam penangkaran ikan, green house, kebun binatang mini, hingga lapangan sepak bola membuat TPA Rawa Kucing semakin menarik dikunjungi. TPA Rawa Kucing menjadi salah satu contoh tempat pemrosesan sampah yang disambut baik oleh warga sekitar.