REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) pada Selasa (16/10) terguncang setelah adanya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait megaproyek Meikarta. Diperkirakan terkoreksinya harga saham akan berlanjut hingga jangka menengah.
Tercatat saham LPCK melemah 140 poin atau 10,11 persen ke level Rp 1.240 per saham. Pada pembukaan, harga saham tercatat sebesar Rp 1.350 per lembar saham dan harganya terus turun.
Selain itu, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melemah 6,90 persen ke posisi Rp 270 per saham. Adapun pada pembukaan, saham ini diperdagangkan di posisi Rp 278 per saham.
Menurut Analis Riset Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, dalam jangka pendek hingga menengah koreksi harga kedua saham Lippo masih akan terjadi. "HOLD LPKR dengan estimasi take profit secara bertahap dalam jangka pendek hingga menengah di level 260 dan 214. HOLD LPCK dengan estimasi take profit jangka pendek di level 1090. Semuanya dalam perspektif teknikal," ujar Nafan Aji kepada Republika.co.id, Selasa (16/10).
Sebelumnya diketahui emiten pengembang Mega Proyek Meikarta di Cikarang Jawa Barat tersangkut kasus suap kepada pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi. Setelah kabar tersebut beredar, pergerakan saham terkoreksi cukup dalam.
Megaproyek Meikarta yang senilai Rp 278 triliun merupakan proyek hunian apartemen andalan dua perusahaan properti milik grup Lippo, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Proyek tersebut dimiliki PT Mahkota Sentosa Utama yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. LPKR sendiri menguasai saham LPCK hingga 54 persen.