REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyebut, Indonesia telah mengingatkan kembali semangat solidaritas kepada dunia. Dia mengatakan, saat ini solidaritas di antara negara-negara dunia sedang berkurang sehingga menimbulkan tantangan dalam pembangunan.
"Pekan ini Indonesia memberikan kepada kita visi yang penuh inspirasi untuk memperbarui upaya yang sangat baik dengan multilateralisme," kata Kim dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali pada Ahad (14/10).
Kim kembali mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan sidang utama pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Menurutnya, tak ada yang meragukan analogi "Winter is Coming" tersebut. Dia menegaskan, tantangan global tersebut harus dihadapi secara bersama untuk mencegah krisis.
Pesan penguatan solidaritas tersebut, juga semakin menegaskan semangat Bank Dunia untuk terus menciptakan kehidupan yang lebih baik dan tidak meninggalkan satu pun orang.
"Tak seorang pun, termasuk yang termiskin, patut dilupakan," katanya.
Kim juga mengapresiasi kemampuan Indonesia dalam menangani bencana yang melanda Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat sembari tetap menyelenggarakan pertemuan tingkat dunia di Bali.
"Kami kagum dengan respons Indonesia," katanya.
Bank Dunia juga telah mengalokasikan dana pinjaman untuk pemerintah Indonesia hingga 1 miliar dolar AS untuk penanganan dan pemulihan pascabencana di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan lokasi terdampak bencana lainnya di Indonesia. Dalam tawarannya, Bank Dunia juga mengklaim tawaran pinjaman ini mampu memperkuat ketahanan jangka panjang.
Namun yang perlu dicatat, angka 1 miliar dolar AS adalah angka yang dialokasikan Bank Dunia dan ditawarkan kepada pemerintah Indonesia. Pemerintah perlu melakukan pembahasan mendalam dengan parlemen terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 untuk kemudian menetapkan berapa angka pinjaman yang akan diterima. Jadi, jumlah pinjaman yang diterima bisa di bawah angka tersebut.