Ahad 14 Oct 2018 19:42 WIB

Lagarde: IMF adalah Teman Indonesia

Lagarde memuji pidato Presiden Joko Widodo di pertemuan IMF-WB.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andri Saubani
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) berfoto usai  konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Akhir Sesi Pertemuan Tahunan IMF - WBG. Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 Luhut Pandjaitan (tengah), Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo (dari kiri) berfoto usai konferensi pers terakhir Pertemuan Tahunan IMF - WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Penyelenggaran Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia telah berakhir pada Ahad (14/10). Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyampaikan apresiasi kepada Indonesia sebagai tuan rumah dari pertemuan yang berlangsung kurang lebih sepekan tersebut.

"Senyuman setiap hari, semangat memberi, menjadi tuan rumah, dan bermurah hati. Saya ucapkan terima kasih. IMF adalah teman Indonesia," kata Lagarde dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali pada Ahad (14/10).

Dia menyampaikan, Indonesia telah bekerja keras menyiapkan gelaran pertemuan tahunan sejak tiga tahun lalu. Dia mengaku akan terus mengenang rentetan acara pertemuan tahunan di Indonesia mulai dari menanam terumbu karang serta mengunjungi korban gempa di Lombok.

"Termasuk presentasi yang hebat dari Presiden Joko Widodo yang betul-betul membuat semua orang terkagum-kagum," kata Lagarde.

Kesepakatan penting dalam Pertemuan Tahunan kali ini terangkum dalam komunike ke-38 Komite Moneter dan Finansial Internasional (International Monetary and Financial Committee/IMFC) yang dipimpin oleh Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan Lesetja Kganyago. Dalam komunike, disepakati pertumbuhan ekonomi masih tetap kuat meski terjadi pertumbuhan yang tidak berimbang dan kemunculan sejumlah risiko. Risiko tersebut seperti peningkatan tensi perang dagang, isu geopolitik, dan kondisi finansial yang lebih ketat dan dapat berdampak pada pasar negara berkembang.

Dengan adanya risiko itu, IMFC menyepakati untuk meningkatkan reformasi kebijakan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, mitigasi risiko, dan menciptakan ketahanan. Oleh karena itu, kebijakan fiskal harus mampu menjadi bantalan yang fleksibel dan ramah pertumbuhan, meningkatkan kualitas infrastruktur dan kemampuan tenaga kerja, dan tetap memastikan utang pemerintah berada dalam level yang aman.

Selain itu, seluruh negara juga berjanji untuk tidak melakukan devaluasi atau melemahkan mata uang sebagai tujuan kompetitif. Terkait dengan perang dagang, disepakati untuk meningkatkan dialog dan mendorong Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam menghadapi persoalan tersebut. IMFC mendorong terciptanya perdagangan bebas, adil, dan menguntungkan sesama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement