REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Keberhasilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendapat pujian dari Presiden The International Fund for Agricultural Development (IFAD) Gilbert Houngbo. Apresiasi tersebut disampaikan dalam pertemuan terbatas dengan Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo di sela pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).
Menurut Houngbo program dana desa adalah sebuah transformasi untuk wilayah perdesaan, di mana dengan model ini semua pihak mandapatkan manfaat, sejalan dengan program-program IFAD untuk membangun wilayah perdesaan melalui bidang pertanian. "Apa yang paling mengesankan bagi saya adalah dalam program dana desa ini, pembangunan dilakukan terintegrasi antara sektor pembangunan sosial dan ekonomi," katanya.
Houngbo mengatakan dengan pembangunan yang terus berkelanjutan ini, mereka akan terus berkomunikasi dengan Kementerian Desa. Untuk membuat presentasi yang akan direkomendasikan untuk negara-negara berkembang di seluruh dunia.
Pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan yang sudah dilakukan sebelumnya antara Mendes PDTT Eko Puto Sandjojo dengan pihak IFAD beberapa waktu lalu di Milan Italia. Percepatan pembangunan di pedesaan adalah kunci penting pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain memetakan potensi produk unggulan, desa harus didorong mampu memberi nilai tambah pada komoditas agar memiliki daya jual lebih tinggi. "Dengan demikian, pendapatan masyarakat akan lebih besar, IFAD yakin model ini adalah model pembangunan yang sustainable," kata Menteri Eko.