REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan melakukan kerja sama dengan Kunming Agriculture (Kunming Municipal People’s Congress) Yunnan, Cina dalam bidang pertanian melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Kerja sama tersebut diharapkan bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani di kedua negara.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, menyambut baik tawaran kerja sama dari delegasi Kunming Agriculture dan berharap delegasi mendapatkan banyak manfaat ketika berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Kemendes PDTT. Ia mengatakan bahwa penduduk Indonesia sebagain besar bermatapencaharian sebagai petani dan tinggal di desa, maka pemerintah Indonesia terus menggenjot pembangunan di perdesaan.
“Dari 74.957 jumlah desa yang ada di Indonesia, 82,77 persen hidup di sektor pertanian, dan 50,2 persen atau sekitar 120 juta jiwa hidup di perdesaan. Untuk mengurus tentang desa, pemerintah Indonesia sejak empat tahun lalu memiliki program dana desa yang jumlahnya hingga tahun ini sebanyak Rp 187 triliun, ini yang membuat desa-desa jadi lebih baik,” ujarnya saat menerima kunjungan delegasi dari Kunming Agricultural di kantor Kemendes PDTT Jakarta, Kamis (11/10), seperti dalam siaran persnya.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi menerima kunjungan delegasi dari Kunming Agricultural di kantor Kemendes PDTT Jakarta, Kamis (11/10).
Dirinya menjelaskan, bahwa masalah petani yaitu ketika produksi skalanya kecil, akses pada pasar rendah, dan petani menjual langsung produknya tidak diolah dulu jadi produk produksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kemendes PDTT melakukan pendekatan klusterisasi atau pengelompokan melalui program Prukades dan menyediakan pascapanen. Kalau mau maju harus dapat dukungan dari sektor bisnis baik swasta atau pemerintah.
“Kami terima kasih pada delegasi. Kami ingin menindaklanjuti dengan pertemuan yang lebih spesifik kerja sama antara Kunming dengan Indonesia melalui Kemendes PDTT. Misalnya bagaimana mengoptimalkan produk hasil pertanian di tanah yang terbatas. Ke depan akan coba ke sana, kita akan saling tukar menukar ilmu dan pengalaman, kalau memungkinkan kita juga akan kirimkan petani ke Kunming atau sebaliknya,” terangnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Vice Chairman of Standing Committee of Kunming Municipal People’s Congress Ma Fenglun mengatakan maksud pihaknya mengunjungi Indonesia khususnya Kemendes PDTT. Untuk lebih mengenal bagain produksi pertanian di Indonesia dan solusi di bidang pertanian.
“Terutama ingin mencari kerja sama di bidang pertanian dan memperkenalkan atau mempromosikan produk unggulan dari Provinsi Yunnan. Tiap tahun kami ada expo pertanian yang ditujukan ke negara Asia Tenggara, Asia Selatan dan negara lainnya. Produk pertanian unggulan kami seperti pisang, kelapa sawit, kopi, cokelat. Petani di Indonesia atau Tiongkok adalah satu kunci dan tujuan utama pembangunan,” paparnya.
Dia melanjutkan, bahwa Cina sangat memperhatikan kesejahteraan petani. Banyak subsidi untuk kehidupan petani, seperti perumahan tinggal petani, subsidi petani, peternak, pendapatan dari petani akan diberikan tunjangan dan petani Cina 10 tahun ke depan ditargetkan akan menjadi golongan menengah ke atas. Saat ini, petani Kunming juga akan naik ke tingkat menengah dari target awal tahun 2020.
“Kami berharap dari Kemendes PDTT ada kunjungan balik ke Kunming untuk studi banding dan memajukan kemajuan dua negara. Kunming dan Indonesia saling dukung dan interaksi, kami berhrap produk unggulan bisa di kirim ke Yunnan untuk tingkatkan ekspor dan tingkatkan pendapatan penduduk desa di Yunnan ataupun di Indonesia. Bapak sekjen bisa pimpin satu delegasi untuk mengunjungi Kunming dan bekerjasama. Saya sangat berterima kasih,” pungkasnya.