Ahad 07 Oct 2018 09:36 WIB

34 Ribu Orang akan Hadiri Pertemuan IMF-Bank Dunia

Pemerintah Indonesia sebelumnya memperkirakan jumlah peserta hanya 19 ribu orang

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Personel TNI berkoordinasi di sekitar kawasan yang akan menjadi tempat berlangsungnya pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Senin (1/10).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Personel TNI berkoordinasi di sekitar kawasan yang akan menjadi tempat berlangsungnya pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menjelang dimulainya pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia di Bali, jumlah peserta yang datang terus meningkat menjadi 34 ribu orang. Angka ini jauh berada di atas perkiraan pemerintah yakni 19 ribu orang.

 “Sekarang peserta sudah lebih dari 34 ribu, kita perkirakan tadinya hanya 19 ribu,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan arahan kepada 560 orang Liaison Officer (LO) di Bali pada Sabtu (6/10).

Sebagai rinciannya, berdasarkan data tanggal 6 Oktober 2018 Pukul 17:55 WITA, tercatat  13.664 orang mendaftar melalui jalur Meeting Team Secretariat (MTS) dari pihak IMF-Bank Dunia. Sedangkan pendaftar dari jalur Indonesia Planning Team sebanyak 20.556 orang berdasarkan data di hari yang sama Pukul 14:10. Dengan demikian, total terdapat 34.220 orang peserta.

LO sendiri merupakan personil yang disiapkan pemerintah Indonesia untuk mendampingi para delegasi asing, mulai dari kedatangan di bandara sampai pada kegiatan di seluruh event selama Annual Meeting IMF-World Bank di Bali.

“Ini momen yang bagus sekali buat kita untuk mempromosikan Indonesia. Tugas kalian adalah meyakinkan mereka bahwa Indonesia ini adalah negara yang besar,” pesan Menko Luhut kepada para ‘duta’ Indonesia tersebut yang sudah diseleksi ketat dari beberapa kementerian dan masyarakat umum.

Mereka adalah ujung tombak yang paling dekat dengan para pejabat sekelas menteri keuangan dan gubernur bank sentral berbagai negara.

Menko Luhut meminta para LO untuk menyampaikan cara kerja pemerintah yang terintegrasi dalam menangani berbagai persoalan, mulai dari penanganan bencana alam hingga soal ekonomi. "Kata kuncinya adalah ‘terintegrasi’ itu yang membuat kita menjadi credible,” kata Luhut.

Khusus mengenai penanganan masalah ekonomi, Indonesia mendapatkan pujian dari Managing Director IMF Christine Lagarde. Lagarde mengatakan bahwa Indonesia benar-benar berbeda, dan dia kagum karena Indonesia memiliki ketahanan.

“Karena kalian kompak, karena Presiden memberikan contoh yang bagus, memberikan satu contoh pada negara-negara berkembang lain bagaimana Presiden yang sederhana, tidak ada bisnis dengan pemerintah, fokus pada pekerjaannya, dan memiliki team work yang bagus,” sambung Menko Luhut menceritakan pujian Christine Lagarde terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi.

Khusus mengenai persiapan penyelenggaraan rapat IMF-Bank Dunia di Nusa Dua Bali, Lagarde juga menyampaikan apresiasinya karena Indonesia mampu mengelola dengan bagus. "Belum pernah sepanjang karir saya melihat ada persiapan penyelenggaraan begini besar,” ungkap Menko Luhut menceritakan kembali kata-kata Lagarde.

Di hari ketiga berkantor di Nusa Dua, Menko Luhut terus melakukan pengecekan terhadap detail kesiapan, mulai dari kerapihan infrastruktur, registrasi, sampai masalah keamanan. Command Center Nusa Dua adalah salah satu yang ditinjaunya pada Sabtu (6/10) sore.

Di sini Menko Luhut memastikan kesiapan pengamanan oleh Tim Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Pengamanan bersama Gubernur Bali, TNI, dan Kepolisian.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement