Jumat 05 Oct 2018 16:34 WIB

Rupiah Melemah, Menkeu Harap Dunia Usaha Genjot Ekspor

Dinamika global akan terus terjadi dan memberikan dampak terhadap kurs rupiah

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap dunia usaha bisa merespons pertumbuhan ekonomi global yang menguat dengan meningkatkan ekspor. Sri mengatakan, saat ini Indonesia masih menghadapi persoalan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sehingga membutuhkan dorongan ekspor.

"Dengan pertumbuhan ekonomi global yang relatif kuat, kesempatan ekspor sebetulnya ada. Ini yang saya harapkan dunia usaha bisa merespons," kata Sri di kantor Kemenkeu, Jakarta pada Jumat (5/10). 

Sri mengatakan, saat ini dinamika global terus terjadi dan memberikan dampak pada perekonomian Indonesia. Salah satu dampaknya adalah nilai tukar rupiah yang terus tertekan.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 15.182 per dolar AS. Oleh karena itu, Sri mengaku terus berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Kuangan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan yang perlu diambil dalam menghadapi dinamika tersebut.

"Kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah bersama BI dan OJK apakah masih perlu untuk ditambah karena kemudian dinamika yang terjadi berubah atau makin kuat," katanya.

Karena persoalan rupiah berkaitan erat dengan neraca pembayaran, maka pemerintah akan mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan terkait penanganan CAD. "Kita akan mendukung sepenuhnya daya kompetisi kita. Kita juga akan melihat semua aspek perekonomian kita, apakah mereka (dunia usaha) mampu menyerap dan mengelola perubahan dinamika yang terjadi ini," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement