REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Director of Innovation Innova Market Insights Lu Ann Williams menilai, industri makanan dan minuman di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab, dibanding dengan negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah terpengaruh dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan minumannya.
Tren tersebut terbukti dalam studi yang dilakukan Innova Market Insights pada tahun ini. Ketika diberi pertanyaan mengenai faktor yang dipentingkan saat membeli makanan dan minuman, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam memilih aspek kesehatan.
"Berada di posisi kedua adalah Thailand. Keduanya berada di atas rata-rata global," kata Ann dalam ASEAN Food and Beverage Conference di acara Food Ingredients Asia di Jakarta, Kamis (4/10).
Meski fokus pada konsumsi sehat, masyarakat ASEAN tetap ingin mengonsumsi produk manis. Ann menambahkan, tren ini terlihat dari lingkup Asia Pasifik. Sebanyak 24 persen warga Asia Pasifik hendak meningkatkan konsumsi mereka terhadap cokelat, lebih tinggi dibandingkan persentase warga dunia, yakni 18 persen. Sementara itu, untuk produk es krim, 26 persen penduduk Asia Pasifik ingin menambah konsumsi, sedangkan masyarakat dunia hanya sekitar 20 persen.
Ann menjelaskan, industri makanan dan minuman harus mengikuti preferensi masyarakat yang sudah terjadi sejak lima tahun belakang itu. Caranya, dengan memadukan antara makanan dan minuman manis dengan kandungan yang menyehatkan di dalamnya.
"Misal, es krim yang terbuat dari purple potato atau egg roll berbahan cokelat yang rendah gula," ujarnya.
Tren makanan sehat yang ada di kalangan masyarakat ASEAN ini sudah mendapat tanggapan dari sejumlah negara, termasuk Australia. Ann menjelaskan, poin kunci penjualan produsen Australia saat ini adalah konsep ‘bersih dan hijau’.
Tidak hanya itu, produsen Australia juga mulai menjual standar keamanan makanan yang tinggi untuk menjual produk ke konsumen ASEAN. Sebab, di samping faktor kesehatan, masyarakat ASEAN turut mempertimbangkan sertifikasi keamanan suatu produk. Preferensi mereka melebihi rata-rata global.
Sesuai dengan minat konsumen terhadap kesehatan dan keberlanjutan, industri terdorong membuat bahan dan produk yang berasal dari tanaman. Ann menjelaskan, klaim produk nabati mengalami peningkatan hingga 62 persen secara global yang meliputi pertumbuhan terhadap protein nabati, pemanis herbal dan bahan pewarna alami.