Kamis 04 Oct 2018 22:09 WIB

Menteri PPN Apresiasi Konsep Pembangunan Agro-Maritim 4.0

Pembangunan pertanian yang baik akan berimbas pada perekonomian yang stabil.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof  Dr Ir Bambang PS Brodjonegoro membuka Seminar Agro-Maritim 4.0 yang digelar oleh IPB.
Foto: Dok IPB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof Dr Ir Bambang PS Brodjonegoro membuka Seminar Agro-Maritim 4.0 yang digelar oleh IPB.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Agro-Maritim 4.0 dengan mengusung tema “Menyongsong Visi Indonesia 2045” di IPB International Convention  Center (IICC) Kampus IPB, Baranangsiang Bogor,  Kamis (4/10).

 

Ketua Panitia, Dr. Eva Anggraeni menjelaskan tema tersebut diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral IPB dalam memberikan sumbangsih pemikiran terhadap berbagai kondisi saat ini dan tantangan ke depan dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang agro-maritim.

 “Hal ini dalam menyikapi bahwa tantangan disrupsi di era digital, era industri 4.0 menjadi hal yang strategis untuk dikembangkan menjadi kekuatan di tengah semakin meningkatnya permasalahan global berkaitan dengan isu pangan, air dan energi. Di sisi lain, pembangunan pertanian dalam arti luas di Indonesia masih terkendala dengan berbagai  permasalahan dan belum banyak berfokus pada penguatan ciri khas dan karakteristik negara kita sebagai benua maritim terbesar,” ujar Wakil Kepala LPPM IPB Bidang Kajian Strategis dan Publikasi Ilmiah tersebut dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/10).

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut antara lain:  Owner dan CEO Kelola Mina Laut Food serta Kelola Mina Laut Group, Ir Mohammad Nadjikh; Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof  Dr  Rokhmin Dahuri;  Guru Besar  Ilmu Ekonomi Pertanian Univeritas Lampung, Prof Dr Bustanul Arifin;  Peneliti Utama Riset bidang Ekonomi Pertanian, Prof  Dr Pantjar Simatupang;  Deputi Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Dr Arifin Rudiyanto;  dosen Departemen Agribisnis FEM IPB, Dr Bayu Krisnamurthi;  Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, Prof Yandra Arkeman dan Guru Besar Ilmu Ekonomi FEM IPB, Prof Dr Hermanto Siregar.

photo
Rektor IPB, Dr Arif Satria memberikan kata sambutan pada Seminar Agro-maritim 4.0.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof  Dr Ir Bambang PS Brodjonegoro dalam keynote speach-nya menyampaikan tentang Agro-Maritim 4.0 untuk menyongsong visi Indonesia 2045, di mana sektor pertanian adalah pondasi dasar ekonomi bangsa.

“Pembangunan pertanian yang baik akan berimbas pada perekonomian yang stabil. Pembangunan pertanian terhadap perekonomian suatu bangsa adalah berbanding lurus. Suatu bangsa dapat dikatakan menjadi bangsa yang maju apabila seluruh kebutuhan primer rakyatnya terpenuhi yaitu pangan,” jelas Prof  Bambang.

Menurut Bambang, saat ini Indonesia  berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup, cara bekerja, dan cara berkonektivitas satu sama lain. Inovasi di bidang pertanian harus mampu meningkatkan produksi panen dengan cara yang efisien dalam menggunakan sumberdaya dan metode produksi yang tepat.

“Smart farming dan precision farming harus kita kembangkan sebagai sebuah pendekatan pertanian maju yang efisien dan bersifat cost effective. Pendayagunaan teknologi informasi modern dan penguasaan data yang tepat dan akurat merupakan unsur penting dalam menjalankan proses produksi yang efisien dan berkelanjutan,” tuturnya.

photo
Suasana Seminar Agro-Maritim 4.0 yang diadakan oleh IPB.

Bambang berharap, sebagai lembaga pendidikan di bidang agro-maritim,  IPB diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya mampu dari segi keilmuan tetapi juga memiliki kemampuan kreasi dan inovasi.

“Kita memerlukan SDM yang mau bekerja bersama masyarakat dalam menyiapkan komoditas dan bahan baku, SDM yang terbuka akan teknologi, SDM yang mampu mengadaptasi perkembangan teknologi informasi yang cepat dan SDM yang memiliki keahlian dalam mengadopsi pemanfaatan teknologi digital untuk kebutuhan pertanian dan kemaritiman,” paparnya.

Rektor IPB, Dr Arif Satria dalam sambutannya mengatakan, istilah agromaritim sengaja diangkat untuk bisa mengintegrasikan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Menurutnya, transformasi Agro-Maritim 4.0 menjadi penting  dikarenakan diskonektivitas pembangunan sektor agro dan maritim.

“Tantangan dan peluang dari era 4.0 terebut harus direspons dengan cepat dan tepat dengan konsep peta jalan yang jelas. Atas dasar tersebut, IPB menawarkan konsep Agro-Maritim 4.0 yang diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan IPB ke depan serta berkontribusi dalam kemajuan Inddonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia. Konsep tersebut juga diharapkan dapat memberikan jawaban atas solusi yang tidak menentu di era disrupsi,” kata rektor IPB.

Arif menambahkan, konsep pembangunan Agro-Maritim 4.0 menawarkan platfrom pembangunan yang memandang mengelolaan wilayah darat, laut dan udara sebagai  satu kesatuan yang melibatkan sistem sosial, ekonomi dan ekologi kompleks sehingga membutuhkan pendekatan transdisiplin, terpadu dan partisipatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement