REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali pada Selasa (2/10), The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap untuk mengelola risiko inflasi inti dalam perekonomian AS.
Berbicara pada Pertemuan Tahunan ke-60 Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis, Powell mengatakan, inflasi dan pengangguran rendah menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap luar biasa. "Sejak 1950, ekonomi AS telah mengalami periode inflasi rendah dan stabil serta periode pengangguran sangat rendah, tetapi tidak pernah keduanya untuk waktu yang lama seperti yang terlihat dalam perkiraan ini," kata Powell.
Namun, Powell mencatat kinerja ekonomi seperti itu menentang model ekonomi klasik yang disebut kurva Phillips, yang menunjukkan bahwa inflasi akan naik ketika tingkat pengangguran menurun.
"Adopsi dalam beberapa dekade terakhir dari target-target inflasi menjelaskan banyak perubahan dalam hubungan kurva Phillips," Powell menjelaskan.
Baca juga, BI Optimistis Tekanan Rupiah Mereda pada 2019.
Dengan adanya hubungan pengangguran-inflasi yang tidak normal ini, Powell memperingatkan bahwa prospek yang menguntungkan dibayangi oleh berbagai risiko. Seperti ekspektasi inflasi yang kehilangan jangkar mereka, pasar tenaga kerja yang ketat yang mungkin mengarah pada tekanan inflasi lebih tinggi, tingkat pengangguran alamiah bisa lebih rendah daripada perkiraan, dan banyak lainnya.
"Tentu saja, ada banyak risiko lain," katany. "Kita harus mempertimbangkan kekuatan ekonomi di luar negeri, dampak dari perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung, dan masalah stabilitas keuangan."
Powell mengulangi kembali pendekatan The Fed untuk menaikkan suku bunga jangka pendek secara bertahap sebagai cara terbaik untuk menyeimbangkan risiko-risiko.
The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini pada 26 September dan membuat kisaran target suku bunga antara 2,00 persen hingga 2,25 persen. Pembuat kebijakan The Fed juga mengindikasikan kenaikan lagi pada Desember, tiga lagi pada 2019 dan mungkin satu lagi pada 2020.