Rabu 03 Oct 2018 22:45 WIB

Pasar Sewa Crane Diprediksi Terus Tumbuh

Alat berat dibutuhkan karena maraknya pembangunan infrastruktur

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Kendaraan melintas di samping salah satu lokasi pengerjaan pembangunan infrastruktur di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/12).
Foto: ANTARA FOTO
Kendaraan melintas di samping salah satu lokasi pengerjaan pembangunan infrastruktur di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar penyewaan crane nasional diprediksi tumbuh pesat selama 2018-2022. Hal ini didorong oleh dua mesin pertumbuhan, yakni geliat sektor konstruksi di tengah maraknya proyek infrastruktur pemerintah serta kenaikan harga komoditas. 

Konsultan strategi perusahaan, Solidiance, sempat memprediksi rata rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) pasar crane Indonesia selama 2018-2022 mencapai 6,2 persen dengan nilai 574 juta dolar AS pada 2022 dari 2017 yang sebesar 425 juta dolar As. Pertumbuhan itu melampaui CAGR 2014-2017 sebesar 5,7 persen. 

Analis UOB Adrianus Bias Prasuryo menjelaskan, pertumbuhan pasar crane selama 2014-2017 terbilang rendah karena hanya dimotori oleh sektor konstruksi dan migas dengan kontribusi masing-masing 58 persen dan 24 persen. "Adapun sektor lain, seperti pertambangan tidak banyak membutuhkan crane untuk menunjang operasional, karena harga melemah,” kata analis UOB Adrianus Bias Prasuryo dalam laporan riset.

Kondisi itu berbeda mulai 2018. Sebab, harga komoditas unggulan ekspor seperti batu bara dan minyak mentah menguat tajam. Keadaan ini mendorong pemain migas dan pertambangan berekspansi, sehingga membutuhkan infrastruktur penunjang, seperti crane. Pada saat yang sama, proyek infrastruktur masih marak, sehingga memacu industri konstruksi. Alhasil, pertumbuhan sewa crane lebih tinggi. 

Selama ini, tiga sektor itulah pengguna utama crane. Adapun pengguna lainnya antara lain kontraktor pekerjaan sipil, kontraktor proyek infrastruktur melayang seperti jalan tol, angkutan transportasi massal (MRT, LRT, dan kereta cepat), hingga jembatan. 

Adrianus menyatakan, ada empat kategori pemain rental crane di Indonesia. Pertama, pemain asing, antara lain Mammoet dan Sarens, yang merupakan pemain nomor satu dan dua dunia. Selain itu, ada Tat Hong, pemain terbesar di Asean yang berbasis di Singapura. Kedua, emain lokal murni, seperti PT Superkrane Mitra Utama Tbk, Lemo Crane. 

Ketiga, pemain lokal kecil. Terakhir, perusahaan yang tak hanya menyewakan mobile crane, seperti Berdikari dan Grant Surya. Berdasarkan data Solidiance, Superkrane adalah pemain terbesar di industri crane Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement