REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Atlet yang cedera saat berlaga di Asian Games Jakarta-Palembang, mendapat perlindungan penuh dari BPJS Ketenagakerjaan. Atlet tersebut akan ditanggung biaya operasi, perawatan dan pemulihan. Tidak hanya saat bertanding, BPJS Ketenagakerjaan juga menjami atlet yang cedera saat latihan.
''Kami memberikan perlindungan selama satu tahun. Karena atlet cedera saat melakukan pekerjaannya sebagai olahragawan,'' kata Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjan Krishna Syarif, saat menjenguk All Luthvy Jhonata, Atlet Base Ball yang dirawat di RS Medistra, Rabu (3/10).
BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan INASGOC selama setahun mulai dari proses latihan hingga pelaksanaan. Paling tidak, lanjut dia, sampai saat ini yang tercatat ada 52 atlet yang cedera dari berbagai macam cabang olahraga.
Oleh karena itu, Krishna menegaskan pihaknya akan terus memberikan perhatian, supaya mereka pulih selama masa rehabilitasi sampai sembuh, dengan berkoordinasi dengan dokter di Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
''Kami menjalankan fungsi kami untuk melindungi dan melayani kepada atlet selama Asian Games. Apakah didapat saat pertandingan maupun saat latihan,'' ujarnya.
BPJS Ketenagakerjaan berupaya untuk terus meningkatkan kesadaran agar setiap orang selalu melindungi keluarga dan lingkungan keluarga dengan BPJS Ketenagakerjaan. Mulai dari kematian, kecelakaan kerja ataupun hari tua.
Krishna menilai, hal ini penting untuk menunjukan bahwa negara dan pemerintah hadir bukan hanya untuk atlet, tapi juga seluruh warga negara. Dalam konteks ini, kita harapkan pemulihan ini cepat.
Ketua Tim Dokter Kontingen Indonesia untuk Asian Games Dr Antonius Andy Kurniawan merinci, dari 52 atlet yang cedera, 7 diantaranya sudah dioperasi saat Asian Games, karena harus segera ditangani. Setelah operasi pun atlet juga dirawat hingga sembuh.
Lalu ada 10 di antaranya yang harus dioperasi, namun belum dilakukan. Atlet cedera yang paling banyak dari cabor Rugby, ada sekitar 10 orang. Ada juga dari Wushu dan Silat. ''Masih kita pikirkan bagaimana tindak lanjutnya. Sebab tahun depan ada SEA Games, lalu tahun 2020 ada Olimpiade,'' kata Andy.
Sisanya 35 atlet, ada kategori cedera yang sedang dan ringan. Mereka bisa recovery tanpa operasi, tapi butuh waktu lama. Meskipun tetap buruh penanganan khusus oleh ahli. Apalagi tidak semua dokter ortopedi bisa menangani atlet. Sebab penanganan antara orang biasa dan atlet itu berbeda.
Menurut Andy, yang terlibat sejak Olimpiade London 2012, sejak dulu sudah ada jaminan kecekalaan, tapi bersifat pribadi. Namun sekarang sudah lewat BPJS Ketenagakerjaan. '