REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana gempa bumi yang disertai tsunami di Palu dan Donggala mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Warga terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan keadaan yang serba terbatas.
Pengungsi juga kesulitan mendapatkan makanan. Akses menuju Palu dan Donggala putus, sehingga menyulitkan tim relawan masuk dan mendistribusikan bantuan.
Terkait hal tersebut, BRIsyariah menyalurkan bantuan kepada pengungsi di Palu dan Donggala melalui Kantor Cabang Makassar. Bantuan berupa makanan siap saji, air minum, beras, mie instan, kompor, selimut, tenda, obat-obatan dan lain-lain. “Nilai total bantuan Rp 100 juta. Bantuan tersebut dibawa melalui jalan darat dari kota Makassar,” kata Direktur Utama BRIsyariah Moch Hadi Santoso dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/10).
Ia menambahkan, setelah menempuh perjalanan selama dua hari, relawan BRIsyariah akhirnya tiba di kota Palu. Medan yang sulit menjadikan perjalanan tim relawan dari Makassar memakan waktu yang cukup lama. “Dengan pengawalan ketat personil TNI dan Polri, bantuan tersebut sampai di Palu dan siap didistribusikan,” ujarnya.
Bantuan BRISyariah untuk korban gempa Palu dan Donggala tiba di tempat tujuan.
Selain relawan BRIsyariah, Direktur Utama BRIsyariah Moch Hadi Santoso juga meninjau langsung kota Palu, Senin (1/10). Hadi mengaku prihatin atas kondisi kota Palu, Donggala dan masyarakat yang menjadi korban. Sulitnya medan membuat bantuan sulit didistribusikan.
“Alhamdulillah, tim relawan yang membawa bantuan untuk korban gempa akhirnya bisa tiba di kota Palu. Walaupun medannya sulit, tapi apapun bisa kita atasi dengan izin dan bimbingan Allah SWT. Tentunya diawali niat baik dan tulus. Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah mengawal bekerja sama, hingga akhirnya tim relawan tiba di tempat tujuan dan bantuan bisa disalurkan sesegera mungkin bagi yang membutuhkan,” kata Hadi.
“Untuk kegiatan perbankan sendiri, hambatan kegiatan operasional sampai saat ini di Palu masih diinventarisir, karena jaringan bahkan komunikasi di Palu masih belum lancar,” tambah Hadi.
Menurut data yang dilansir BNPB pada hari Selasa (2/10) siang, tercatat 1.234 orang meninggal dunia serta 799 luka berat dan 99 orang masih belum ditemukan. Salah satu di antara ribuan korban adalah karyawan BRIsyariah, Anal Elkusdayana.
Anal adalah Financing Reviewer Manager yang bertugas di BRISyariah Kantor Cabang Palu. "Saat gempa terjadi, Anal berada di lingkungan BRIsyariah Kantor Cabang Palu, menanti waktu shalat Maghrib. Tiba-tiba gempa terjadi. Saat rekan-rekan yang lain berhasil lari menyelamatkan diri, Anal tertimpa bangunan dan meninggal dunia. Sungguh kejadian ini menyisakan duka yang mendalam bagi kami keluarga besar BRISyariah seluruh Indonesia," ungkap Hadi.
Selain menyalurkan bantuan berupa makanan, tenda dan keperluan lainnya, BRISyariah terus membuka rekening donasi. Bagi masyarakat yang ingin membantu korban gempa di Palu dan Donggala, BRISyariah membuka penggalangan dana melalui rekening infaq shadaqah BRISyariah 1003987716, dan Dompet Bencana dan Kemanusiaan melalui UPZ BAZNAS BRISyariah 2020555555 a/n Badan Amil Zakat Nasional.
Selain itu, Aksi Peduli Bencana BRISyariah dan Rumah Zakat 1000859172 a/n Yayasan Rumah Zakat Indonesia, aksi #indonesiabersamapalu-donggala BRISyariah dan Aksi Cepat Tanggap di virtual account dengan nomor 1039726064 a/n Aksi Cepat Tanggap,aksi peduli gempa dan tsunami BRISyariah bersama Baitul Maal Hidayatullah di nomor rekening 10838643847 a/n Baitul Maal Hidayatullah. "Donasi yang terkumpul akan disumbangkan kepada korban gempa Palu dan Donggala,' kata Hadi Santoso.