Senin 01 Oct 2018 14:21 WIB

Angkasa Pura I Resmi Sesuaikan Tarif PJP4U

Penyesuaian tarif untuk pelayanan maksimal.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (18/9).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- PT Angkasa Pura I (Persero) per 1 Oktober 2018 resmi menyesuaikan tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), garbarata, dan check in counter di seluruh bandar udara di bawah otoritas perusahaan, termasuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Salah satu dasar penyesuaian tarif ini adalah pertumbuhan pengguna jasa di 13 bandara yang meningkat 5,9 persen sepanjang 2017.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devy Wildasari Suradji mengatakan penyesuaian tarif ini tidak dilakukan begitu saja, melainkan berdasarkan evaluasi dan uji coba tingkat pelayanan. Ini telah disetujui Menteri Perhubungan RI lewat surat bernomor PR.003/4/4 PHB 2018 tertanggal 21 September 2018.

"Beberapa instansi terkait turut dilibatkan, termasuk maskapai dan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Inaca)," katanya, Senin (1/10).

Perusahaan, kata Devy mempertimbangkan besaran biaya pokok, pengembalian investasi untuk pengembangan 13 bandara di bawah otoritas Angkasa Pura I. Ini untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa bandara.

Setiap bandara memerlukan peningkatan biaya pemeliharaan dan operasional cukup signifikan. Co General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sigit Herdiyanto menambahkan penyesuaian tarif untuk pelayanan maksimal karena sudah lama tidak dilakukan penyesuaian untuk PJP4U.

"Kenaikan PJP4U terakhir kalinya dilakukan 2011 untuk PJP4U dalam negeri dan 2009 untuk PJP4U luar negeri," katanya.

Khusus untuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Angkasa Pura I tidak memberlakukan insentif untuk maskapai yang membuka rute baru. Saat ini insentif hanya berupa landing fee sampai dengan 100 persen selama setahun untuk penambahan bandara di luar Bali. Perusahaan fokus pada penambahan rute lokal untuk pengembangan pariwisata di Indonesia timur.

Sepanjang 2018, pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memberi pelayanan berupa overlay runway, perawatan garbarata, penerapan parking guidance system pada parkir mobil bertingkat, pembuatan repacking area, smartlane x-ray, dan pengadaan body scanner untuk pemeriksaan di area screening check point. Pengelola juga mengadakan mesin self check in untuk efektivitas waktu tanpa harus mengantre di check in counter.

"Ada juga penambahan check in counter dan yang terbaru adalah orientation zone sebagai area bersantai (stress release)," kata Sigit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement