Sabtu 29 Sep 2018 16:17 WIB

Perencanaan Fisik Reaktivasi Rel Jabar Mulai Januari

Terdapat empat jalur yang akan direaktivasi, salah satunya Rancaekek-Tanjungsari.

Penumpang melihat jadwal perjalanan kereta api di Stasiun Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/7).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Penumpang melihat jadwal perjalanan kereta api di Stasiun Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro mengatakan proyek perencanaan fisik atau detail engineering design (DED) reaktivasi jalur rel kereta api di Jawa Barat akan dilakukan Januari 2019.

"Yang pasti sekarang kami melakukan survei karena jalur-jalur mati, ini sudah ditinggalkan sekian lamanya, akan dikerjakan Januari atau awal tahun depan kita sudah melakukan DED," ujar Edi di Bandung, Sabtu (29/9).

Edi mengatakan DED akan menjadi dasar PT KAI untuk memulai rencana reaktivasi. Dalam DED ini nanti akan dibahas terutama mengenai masalah peritungan biaya pembebasan lahan dan berapa itungan lama pengerjaan.

Terdapat empat lokasi yang akan dilakukan reaktivasi di Jabar yakni Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, dan Cibatu-Cikajang. Di sepanjang rel empat lokasi itu, mayoritas sudah berdiri permukiman masyarakat. Hal ini menjadi tantangan PT KAI untuk bisa memindahkan mereka ke tempat lain.

"Makanya itu kita survei berapa warga yang terdampak dan kita carikan jalan terbaik untuk semuanya," kata dia.

Ia berharap apabila rel mati tersebut bisa kembali direaktivasi maka akan memindahkan beban lalu lintas yang padat. Rencana ini pun mendapat sambutan positif dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Wali Kota Bandung Oded M Danial, yang siap membantu PT KAI.

"Barangkali ini bisa diharapkan untuk membantu angkutan transportasi yang dibutuhkan yang sekarang padat oleh kendaraan bermotor mobil. Kita akan bantu di situ," kata dia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement