Sabtu 29 Sep 2018 13:20 WIB

Sanksi Iran Picu Kenaikan Tertinggi Harga Minyak Brent

Iran mengurangi ekspor minyak mentah sehingga memperketat pasokan.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah dunia naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat waktu internasional atau Sabtu (29/9) pagi WIB. Minyak jenis Brent naik ke tingkat tertinggi empat tahun.

Kenaikan harga akibat sanksi AS terhadap Iran yang mengurangi ekspor minyak mentah Iran, sehingga memperketat pasokan sekalipun eksportir utama lainnya meningkatkan produksi. Minyak mentah Brent untuk pengiriman November naik 1,00 dolar AS menjadi menetap di 82,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Patokan global mencapai tertinggi sesi di 82,87 dolar AS merupaka kontrak tertinggi sejak 10 November 2014.

Pada kuartal ketiga, Brent telah menguat sekitar empat persen. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 1,13 dolar AS menjadi ditutup pada 73,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai tertinggi sesi di 73,73 dolar AS merupakan kontrak tertinggi sejak 11 Juli. Kontrak WTI telah naik sekitar lima persen bulan ini tetapi turun sekitar satu persen untuk kuartal ketiga.

Putaran baru sanksi-sanksi AS terhadap Iran, produsen nomor tiga terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dimulai pada 4 November. "Ini berpotensi mengejutkan pasokan karena penurunan produksi minyak di Iran dan Venezuela akan tetap bullish pada harga minyak, dan putaran kedua sanksi-sanksi AS terhadap Iran pada November akan lebih mendukung sentimen," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Interfax Energy di London.

AS meminta para pembeli minyak Iran memotong impor mereka hingga nol untuk memaksa negara itu merundingkan perjanjian nuklir baru dan untuk mengekang pengaruhnya di Timur Tengah.

Sinopec Corp China mengurangi separuh jumlah minyak mentah dari Iran bulan ini. Kabarnya, pengilang milik negara itu berada di bawah tekanan kuat dari AS. Namun, India, pembeli utama lainnya, berkomitmen untuk tetap membeli minyak dari Iran.

Menurut para analis, negara-negara OPEC lainnya telah meningkatkan produksi, tetapi persediaan global masih turun. Arab Saudi diperkirakan akan menambah minyak ke pasar untuk mengimbangi penurunan produksi Iran. Dua sumber yang dekat dengan kebijakan OPEC mengatakan kepada Reuters, bahwa Arab Saudi serta produsen OPEC dan non-OPEC lainnya telah membahas kemungkinan peningkatan produksi sekitar 500.000 barel per hari (bph).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement