REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India berencana menghentikan pembelian minyak mentah dari Iran mulai November 2018. Hal ini akan membuat Teheran kehilangan pembeli utama lainnya akibat sanksi Amerika Serikat (AS).
Dilaporkan Bloomberg, Rabu (26/9), Indian Oil Corp dan Bharat Petroleum Corp belum meminta tambahan kargo dari Iran untuk November. Sementara itu, Nayara Energy juga tidak berencana untuk melakukan pembelian minyak mentah dari Iran.
Keputusan final pembelian minyak mentah jatuh pada awal Oktober 2018. Pejabat perusahaan maupun eksekutif industri enggan menanggapi lebih lajut, karena ini terkait dengan kebijakan internal.
India merupakan negara pembeli minyak mentah terbesar kedua bagi Iran. India rata-rata mengimpor minyak mentah dari Iran sebesar 577 ribu barel per hari pada tahun ini, atau sekitar 27 persen dari ekspor Timur Tengah ke India. Sebelumnya, Korea, Jepang dan Eropa juga telah menghentikan impor minyak dari Iran. Apabila India mengikuti jejak mereka, maka hal tersebut dapat menjadi pukulan telak bagi Iran.
Sementara, sanksi AS yang akan berlaku pada November akan menciptakan kesenjangan minyak global. Adapun harga minyak mentah Brent mencapai angka tertinggi selama empat tahun terakhir yakni 80 dolar AS per barel.
Mercuria Energy Group dan Trafigura Group memprediksi, sanksi AS terhadap Iran akan mendorong harga minyak mencapai 100 dolar AS per barel. Risiko ini menjadi perhatian bagi beberapa perusahaan minyak besar dunia.
Baca juga, Harga Minyak Menguat di Tengah Pengetatan Produksi