Selasa 25 Sep 2018 18:04 WIB

Peternak Ingin Harga Jagung Turun

Harga jagung saat ini naik menjadi Rp 5.250 per kilogram (kg)

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen jagung di Sapen, Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petani memanen jagung di Sapen, Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga pakan ternak mengalami kenaikan sejalan dengan naiknya harga jagung. Hal itu pun disayangkan para peternak tanah air.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko mengatakan, harga jagung saat ini naik menjadi Rp 5.250 per kilogram (kg). "(Harga, red) Itu di pabrik," ujarnya, Selasa (25/9).

Ia pun berharap harga jagung kembali ke harga referensi sebesar Rp 4.000 per kg. Diakui Singgih, harga jagung mengalami kenaikan sejak dua bulan lalu secara bertahap di atas harga referensi. Namun saat ini mencapai posisi tertinggi mengingat kemarau yang terjadi.

Harga tinggi itu pun menurutnya akan bertahan hingga panen. "Mulai bisa turun mungkin Oktober akhir, tapi karena musim kemarau mundur jadi bisa lebih lama lagi," ujarnya.

Jumlah produksi yang mencukupi tahun ini diragukan Singgih. Berdasarkan hukum supply and demand dengan harga jagung yang tinggi mengartikan kurangnya produksi. Guna mengatasinya, perlu dilakukan impor.

"Kalau nggak mau impor jagung ya permudah impor gandum," kata dia. Selain karena harga jagung yang tinggi, bahan tambahan yang merupakan impor juga mengalami kenaikan ditambah adanya dampak penguatan dolar AS.

Sayangnya, tingginya harga pakan tidak sejalan dengan harga ternak. Harga jual ayam justru mengalami penurunan karena permintaan yang dinilai sepi. Harga ayam besar dijual Rp 13 ribu per kg.

Idealnya, harga yang diterima Rp 18 ribu per kg di tingkat peternak. Sementara harga di pasar masih tinggi di angka Rp 34 ribu per kg.

"Banyak dimakan tengkulak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement