Senin 24 Sep 2018 06:23 WIB

Sembilan Pulau di Jatim Belum Teraliri Listrik

PLN berencana membangun jetset untuk daerah yang belum teraliri listrik di Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memasang trafo penurun daya untuk distribusi listrik rumah tangga di Malang, Jawa Timur, Kamis (28/6).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pekerja memasang trafo penurun daya untuk distribusi listrik rumah tangga di Malang, Jawa Timur, Kamis (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wilayah Jawa adalah salah satu pulau yang elektrifikasinya tergolong tinggi. Namun, sampai saat ini, masih ada wilayah yang belum teraliri listrik.

Di Jawa Timur (Jatim), masih terdapat 22 desa di sembilan pulau yang belum menikmati listrik. Kesemua desa tersebut tersebar di Kabuten Pamekasan, tepatnya di Pulau Sepanjang, Pulau Raas, dan sekitarnya. 

Manager Senior General Affair PLN Unit Induk Distribusi Jatim Dwi Suryo Abdullah mengungkapkan, masyarakat di sana mungkin saja sudah menikmati listrik, tapi menggunakan turbin pribadi. Sehingga, ketersediaan listrik mereka masih sangat terbatas.

"Mereka mungkin sudah menikmati listrik, tapi secara pribadi atau menggunakan turbin secara patungan. Jadi di sana listriknya terbatas, paling tujuh jam sehari," ujar Dwi di sela acara Press Gathering yang digelar di Jember, Ahad (23/9).

Dwi menargetkan, seluruh desa tersebut sudah bisa menikmati aliran listrik dari PLN pada 2019. Sehingga, listrik yang bisa dinikmati masyarakat di sana tidak lagi terbatas waktu. 

Dwi juga berharap, dengan mengalirnya listrik PLN ke pulau-pulau tersebut, bisa meningkatkan pendidikan dan perekonomian bagi masyarakat sekitar. "Karena itu memang tugas PLN yaitu untuk menerangi bangsa, sehingga perekonomian dan mutu pendidikan bisa terus meningkat," ujar Dwi.

PLN Distribusi Jatim pun sudah melakukan berbagai upaya untuk bisa mengalirkan listrik ke pulau-pulau dimaksud. Salah satunya adalah berkoordinasi dengan pemerintah di daerah setempat dalam upaya mencari lahan kosong yang nantinya di sana akan didirikan jetset.

Pembebasan lahan menurutnya sangat diperlukan agar ke depannya tidak ada masalah terkait pemanfaatan lahan tersebut. Sehingga, kinerja PLN dalam upaya menyalurkan listrik ke pulau-pulau tersebut nantinya tidak akan mendapat hambatan.

"Kami targetkan akhir tahun ini (2018) sudah bisa mendapat lahan untuk mendirikan jetset di sana. Sehingga tahun depan listrik PLN sudah benar-benar bisa mengalir ke sana," kata Dwi.

Dwi mengungkapkan alasan mendirikan jetset untuk mengalirkan listrik ke pulau-pulau tersebut, ketimbang membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Menurutnya biaya yang diperlukan lebih besar dan prosesnya lebih lama jika mendirikan PLTU. Pasalnya, PLN harus membangun sejumlah infrastruktur seperti pelabuhan dan sebagainya.

"Jadi kita memilih mendirikan jetset saja di sana karena tidak memungkinkan untuk membangun PLTU. Biayanya terlalu mahal sementara jumlah penduduk juga tidak terlalu banyak," ujar Dwi.

Jika dihitung berdasarkan kepala keluarga (KK), saat ini pelanggan PLN di Jatim mencapai 11,3 juta KK. Artinya, tinggal 5,6 persen kepala keluarga di Jatim yang belum menikmati aliran listrik PLN. Jumlah tersebut didapat dari jumlah pelanggan, dibagi jumlah kepala keluarga di Jatim.

Baca juga, Pemprov Babel akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement